REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Korea Selatan (Korsel) berencana menginvestasikan 50 miliar won (sekitar Rp 636 triliun) untuk industri animasi. Ini menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan industri kreatif di negara itu.
"Animasi dan orang-orang yang membuatnya semakin menjadi penting berdasarkan potensi yang mereka miliki di sektor kekayaan intelektual," kata perwakilan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan dilansir di Yonhap, Kamis (24/6).
Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korsel mengatakan investasi tersebut merupakan bagian dari rencana lima tahun, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan industri animasi lokal menjadi 1 triliun won (sekitar Rp 12,7 triliun) pada 2025 dari 640,5 miliar won (sekitar Rp 8 triliun) pada 2019.
Kementerian juga ingin meningkatkan ekspor dari 190 juta dolar AS (sekitar Rp 2,7 triliun) menjadi 360 juta dolar AS (sekitar Rp 5,2 triliun), dan memperluas jumlah tenaga kerja industri dari 5.436 menjadi 7.500 pada periode yang sama. Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah ingin membina pemain kecil dan mendorong investasi di sektor yang sering dikecualikan dari investasi budaya besar. Pemerintah juga ingin memperluas manfaat pajak melalui revisi undang-undang.
Selain menyuntikkan lebih banyak dana ke industri itu, rencana lima tahun juga mencakup rencana diversifikasi animasi, yang saat ini sebagian besar terkonsentrasi pada film untuk balita dan anak-anak. Pemerintah juga berencana meningkatkan dukungan komersial dengan memperluas saluran distribusi animasi, dan membantu perusahaan membuat merchandise berdasarkan animasi. Rencana tersebut juga termasuk menyiapkan arsip digital untuk sumber animasi.
"Kami berharap dapat membantu meningkatkan daya saing dan kemandirian industri, serta memberikan landasan yang berkelanjutan untuk pertumbuhan," ujar keterangan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan.