Sabtu 05 Jun 2021 00:05 WIB

Selama Pandemi, Kasus Flu Lenyap?

Selama pandemi, kasus flu turun ke titik terendah dalam sejarah.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Selama pandemi, kasus flu turun ke titik terendah dalam sejarah.
Foto: MASHAROSHEN.COM
Selama pandemi, kasus flu turun ke titik terendah dalam sejarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama pandemi Covid-19, ada beberapa jenis virus flu dianggap mungkin telah 'punah'. Selama pandemi, kasus flu turun ke titik terendah dalam sejarah.

Para ahli mengaitkan itu dengan sebuah fenomena baru yang saat ini menyebar, yakni pemakaian masker dan tindakan pencegahan lainnya. Hal ini mungkin saja yang menyebabkan angka infeksi flu berkurang bahkan nyaris lenyap.

Baca Juga

Menariknya, berdasarkan laporan STAT, dua jenis virus flu belum muncul di tubuh siapa pun selama setahun ini. Hal itu berarti belum ada laporan kasus flu di seluruh dunia.

Para ahli belum mengetahui terkait virus jenis ini telah punah atau tidak. Namun, jika demikian, para ahli medis bisa lebih mudah memilih jenis virus flu yang termasuk dalam vaksin flu musiman.

Untuk menjelaskan virus flu yang mungkin telah punah, ada baiknya untuk memahami bagaimana virus flu diklasifikasikan. Dua keluarga virus flu menyebabkan flu musiman, influenza A dan influenza B.

Menurut CDC, virus influenza A dibagi menjadi ‘subtipe’ berdasarkan dua protein pada permukaannya, yang dikenal sebagai hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Saat ini, H1N1 dan H3N2 beredar pada manusia, dan masing-masing subtipe ini selanjutnya dipecah menjadi ‘clades’.

Virus influenza B, tidak memiliki subtipe atau clade tetapi dibagi menjadi dua garis keturunan yang dikenal sebagai B/Yamagata dan B/Victoria. Satu clade H3N2, yang dikenal sebagai 3c3.A, belum terdeteksi sejak Maret 2020. Hal yang sama berlaku untuk garis keturunan B/Yamagata.

"Saya rasa ada peluang bahwa itu hilang. Tapi dunia adalah tempat yang besar," ungkap seorang ahli biologi komputasi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson Seattle, Trevor Bedford, mengatakan kepada STAT, dilansir dari sciencealert, Jumat (4/6).

Seorang ahli virologi di Icahn School of Medicine Mount Sinai New York, Florian Krammer, berbagi pemikiran serupa tentang garis keturunan B/Yamagata. "Hanya karena tidak ada yang terinfeksi, bukan berarti itu telah hilang?” kata Krammer kepada STAT.

Setiap tahun, para ilmuwan membuat vaksin flu berbulan-bulan sebelum musim flu benar-benar dimulai. Vaksin dibuat dengan melihat jenis apa yang beredar di dunia, kemudian memprediksi jenis flu mana yang paling umum saat musim tertentu.

Jenis virus ini mungkin masih ada di luar sana meskipun belum dilaporkan di database resmi. Tetapi penurunan drastis dalam kasus flu tahun ini, kemungkinan akan membawa beberapa perubahan flu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement