Selasa 25 May 2021 11:59 WIB

Tingkatkan Literasi Melalui Pendekatan Sistem dan Kerja Sama

Perlu dukungan semua pihak untuk memajukan literasi.

Misbah Fikrianto, deputi Direktur Seameo Qitep in Language (SEAQIL).
Foto: Dok SEAQIL
Misbah Fikrianto, deputi Direktur Seameo Qitep in Language (SEAQIL).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Hari Buku Nasional, dan Hari Kebangkitan Nasional yang terjadi dalam bulan Mei tahun 2021, menjadikan wahana untuk bangsa Indonesia melihat tentang tantangan dan peluang pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makariem menyampaikan dukungan terhadap visi dan misi presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila pada pembukaan Pameran Virtual Hardiknas 2021. Mendikburistek mengemukakan,  hari pendidikan sepatutnya menjadi momentum untuk mempertanyakan akses pendidikan Indonesia yang sampai saat ini belum merata dan belum merdeka dalam belajar.

SEAMEO Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Language (SEAQIL) merupakan sebuah pusat regional yang didirikan oleh Southeast Asia Ministers of Education (SEAMEO) pada 13 Juli 2009. SEAQIL sangat berkomitmen untuk memajukan sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter.

Pada pameran yang berlangsung tanggal 21 sampai dengan 23 Mei 2021, SEAMEO Qitep In Language mengambil partisipasi aktif untuk menyelenggarakan webinar. Webinar ini mengambil tema “Strategi Peningkatan Literasi Membaca dan Menulis”. Tema itu berkaitan dengan Pengembangan Literasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi fokus pada peningkatan literasi, numerasi, dan karakter.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, Misbah Fikrianto sebagai deputi Direktur Seameo Qitep in Language (SEAQIL) mengembangkan gagasan perubahan untuk bagaiamana meningkatkan literasi membaca dan menulis dengan pendekatan sistem dan kerja sama. Misbah menjelaskan pentingnya dukungan semua pihak untuk memajukan literasi.

“Beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu: dorongan kebijakan yang lebih spesifik terhadap peningkatan literasi, program pelaksanaan literasi di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan tahapan penyadaran, pembiasaan, dan pembudayaan, serta kampanye literasi untuk memberikan sosialisasi dan dorongan kepada pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, pelajar, dan pemangku kepentingan,” papar Misbah dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Menurutnya, peran dan kontribusi semua pihak di seluruh wilayah Indonesia menjadi langkah strategis untuk mempercepat peningkatan literasi. Misbah menggambarkan strategi peningkatan literasi dilakukan melalui hal yang kecil, sesuai dengan minat, dilakukan secara berulang, pembiasaan, pembudayaan, dan terwujudnya ekosistem literasi nasional. “Kerja sama semua pihak menjadi upaya harmonis dan sinergis untuk memberikan pengaruh terhadap program-program literasi di sekolah,” ujarnya. 

Salah satu yang dapat dilaksanakan untuk program literasi, yaitu Klub Literasi Sekolah (KLS). Farah sebagai Tim Panitia Klub Literasi Sekolah menjelaskan manfaat positif kegiatan ini yang dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa, guru, dan siswa. “Klub Literasi Sekolah memberikan media ekspresi literasi melalui tiga  peminatan, yaitu jurnalistik, drama, dan karya sastra,” tuturnya.

Salah satu peserta webinar, Ahmad Ridho,  mahasiswa Universitas Sumatera Utara mennayakan,  bagaimana upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa yang berbeda-beda, terutama yang memiliki keunggulan auditori dan visual, apakah pendekatannya sama. Misbah menjelaskan,  “Pada langkah awal, kita melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan dan potensi siswa. Hasil analisis tersebut menjadi acuan untuk kita melakukan desain program literasi.” 

Dalam diskusi tanya jawab juga, beberapa peserta berharap untuk peningkatan literasi ini dapat dilaksanakan lebih luas dan semua jenjang. Misbah memberikan penguatan bahwa peningkatan literasi dilakukan secara komprehensif dan dengan menampilkan beberapa kampanye literasi. Kampanye ini mengusung tagline Merdeka Literasi Indonesia, Literasi Maju Bangsa Sejahtera. “Kampanye literasi dilakukan melalui berbagai media dan tools yang ada, sehingga memberikan pesan sesuai dengan target sasaran yang sesuai.,” ungkapnya. 

Secara bertahap, jangkauan dan cakupan pengembangan literasi dapat lebih variatif dan kolaboratif. Program literasi nasional memberikan langkah nyata untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, dan aksi untuk Gerakan Literasi di Indonesia. Misbah mengajak semua pihak untuk melakukan peran dan tugasnya sesuai dengan domainnya, sehingga tanggungjawab kolektif dan kemajuan bersama dapat dicapai.

“Besar harapannya, gagasan perubahan untuk peningkatan literasi di Indonesia memberikan manfaat dan berdampak luas serta memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara Indonesia,” jelas Misbah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement