Selasa 25 May 2021 11:53 WIB

Menurunkan Risiko Penyakit Jantung dengan Susu

Studi menyebut biasa minum susu turunkan risiko jantung koroner hingga 14 persen

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Minum Susu (iliustrasi). Berdasarkan hasil temuan dalam studi global yang dimuat dalam International Journal of Obesity. Dalam studi ini ditemukan bahwa individu yang memiliki kebiasaan minum susu setiap hari memiliki risiko penyakit jantung koroner 14 persen lebih rendah.
Foto: Wordpress.com
Minum Susu (iliustrasi). Berdasarkan hasil temuan dalam studi global yang dimuat dalam International Journal of Obesity. Dalam studi ini ditemukan bahwa individu yang memiliki kebiasaan minum susu setiap hari memiliki risiko penyakit jantung koroner 14 persen lebih rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk susu seringkali dipandang sebelah mata dan dianggap kurang baik bagi kesehatan. Akan tetapi, studi terbaru berhasil mengungkapkan temuan yang berbeda.

Berdasarkan hasil temuan dalam studi global yang dimuat dalam International Journal of Obesity. Dalam studi ini ditemukan bahwa individu yang memiliki kebiasaan minum susu setiap hari memiliki risiko penyakit jantung koroner 14 persen lebih rendah.

Selain itu, individu yang banyak meminum susu cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah. Kadar kolesterol yang tinggi diketahui merupakan salah satu faktor risiko dari serangan jantung dan strok karena dapat memicu terjadinya penyumbatan arteri.

Tim peneliti juga tak dapat menemukan adanya hubungan antara konsumsi susu rutin dengan peningkatan kadar kolesterol. Temuan ini menambah daftar bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa produk susu sebenarnya baik bagi kesehatan.

Temuan ini didapatkan melalui sebuah studi global yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Reading, University of South Australia, Southern Australian Health and Medical Research Institute, University College London, dan University of Auckland. Melalui studi ini, mereka melakukan pendekatan genetik pada konsumsi susu.

Ketua tim peneliti dan ahli gizi dari University of Reading Profesor Vimal Karani mengatakan ada variasi genetik yang berkaitan dengan asupan susu yang lebih tinggi. Para partisipan dalam studi yang memiliki variasi genetik ini cenderung memiliki indeks massa tubuh (IMT) dan lemak tubuh yang lebih tinggi, akan tetapi, mereka memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah.

"Kami juga menemukan bahwa orang-orang dengan variasi genetik ini memiliki risiko penyakit jantung koroner yang secara signifikan lebih rendah," pungkas Profesor Karani, seperti dilansir Mail Online.

Kondisi obesitas, diabetes, dan beberapa kondisi lain yang mempengaruhi metabolisme memang berkaitan dengan konsumsi produk susu berlebih. Akan tetapi, Profesor Karani mengatakan tidak ada bukti bahwa konsumsi susu yang lebih tinggi meningkatkan risiko diabetes.

Susu sendiri telah lama diketahui dapat menunjang kesehatan tulang. Selain itu, susu juga turut memberikan asupan vitamin dan protein bagi tubuh. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement