Ahad 25 Apr 2021 19:09 WIB

Begini Menghindari Gorengan dengan Minyak Berkali-kali Pakai

Gorengan berbahan tepung berwarna lebih gelap jika menggunakan minyak jelantah.

Warga membeli takjil gorengan dan makanan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Selasa (13/4). Praktisi kesehatan kerja dan industri nutrisi dari Universitas Indonesia sekaligus Founder Health Collaborative Center (HCC) dr Ray W Basrowi memberikan tips untuk mengetahui apakah gorengan yang kita makan menggunakan minyak berkali-kali pakai atau minyak baru.
Foto:

Para penyuka gorengan juga memiliki peluang 8 persen lebih tinggi untuk mengalami kematian khususnya karena penyakit kardiovaskular.

Dari sisi jenis, ayam goreng dan ikan goreng lebih terkait erat dengan kematian dini daripada gorengan lainnya seperti kentang goreng, kerupuk, keripik tortilla, dan makanan ringan lainnya. Asisten profesor epidemiologi di University of Iowa College of Public Health sekaligus penulis studi, Wei Bao, seperti dikutip dari Time mengatakan, kekuatan hubungan ini mungkin karena orang-orang lebih banyak mengonsumsi ayam atau ikan goreng.

Alasan lainnya, karena perbedaan cara pembuatan makanan tersebut. Misalnya, banyak restoran menggunakan kembali minyak saat mereka memasak makanan seperti ayam goreng, yang menurut Bao dapat meningkatkan jumlah produk sampingan berbahaya yang dipindahkan ke makanan.

Walau begitu, bukan berarti gorengan wajib dimusuhi karena zat ini merupakan kendaraan untuk menempelnya mikronutrien terutama vitamin A, D, E dan K. Asupan harian lemak salah satunya berasal dari minyak setidaknya 5 sendok makan.

Bila ingin makan gorengan, lebih baik membuatnya sendiri di rumah. Hal ini memudahkan seseorang mengontrol minyak yang dipakai.

Minyak zaitun, kedelai, dan minyak kanola pilihan bagus karena mengandung tinggi asam lemak Omega-3 yang menyehatkan jantung, menurut profesor bidang ilmu dan teknologi makanan di Ohio State University Food Innovation Center, Ken Lee. Selain itu, jangan pernah menggunakan kembali minyak saat Anda menggoreng. Mulailah menggoreng dengan minyak baru dan setelah selesai menggoreng, gunakan handuk kertas untuk merendam minyak berlebih dari makanan.

Untuk mengurangi kadar akrilamida (yang menyebabkan kanker), jangan biarkan gorengan menjadi terlalu cokelat. Trik lainnya, menyimpan kentang pada suhu ruangan, bukan di lemari es.

"Saat kentang disimpan di lemari es, menghasilkan lebih banyak gula, dan gula menghasilkan lebih banyak akrilamida," kata Lee seperti dikutip dari laman WebMD.

Akrilamida sendiri telah terbukti dalam penelitian hewan menyebabkan kanker. Ketika makanan dimasak dengan panas yang sangat tinggi, asam amino yakni asparagine dalam makanan bereaksi dengan gula untuk menghasilkan akrilamida. Bahan kimia ini bisa terbentuk di banyak hidangan yang digoreng tetapi umumnya terkandung pada kentang yang tinggi gula seperti fruktosa dan glukosa.

 

Seberapa banyak menggoreng makanan juga penting. "Semakin gelap makanannya, semakin banyak akrilamida yang ada. Keripik kentang cenderung berwarna kehitaman, kentang goreng, atau ayam goreng yang lebih gelap akan memiliki lebih banyak akrilamida," kata Lee.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement