REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pisang merupakan salah satu makanan "penyelamat" di kala lapar. Tak hanya dapat meredakan lapar, pisang juga bisa memberikan suntikan energi yang instan.
Tentu, pisang boleh dikonsumsi kapan saja. Akan tetapi, praktisi ayurvedic Dr Dixa Bhavsar mengungkapkan ada beberapa waktu terbaik dan kurang baik untuk mengonsumsi pisang.
Seperti dilansir Indian Express, Selasa (6/4), salah satu waktu terbaik untuk mengonsumsi pisang menurut Dr Bhavsar adalah setelah berolahraga di pagi hari. Waktu terbaik lainnya adalah di sore hari sebagai cemilan sore.
Dr Bhavsar juga mengungkapkan ada tiga waktu yang kurang baik untuk mengonsumsi pisang. Beberapa di antaranya adalah di malam hari dan bersamaan atau setelah menyantap makan besar. Waktu lainnya adalah bersamaan atau setelah minum susu.
"Tolong jangan mengonsumsi pisang atau buah lain bersamaan dengan makan atau susu, selalu konsumsi buah sendiri saja," tambah Dr Bhavsar.
Dr Bhavsar juga mengungkapkan bahwa tingkat kematangan pisang bisa dipilih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan. Masing-masing tingkat kematangan memiliki kelebihannya sendiri.
Sebagai contoh, pisang belum matang dapat menjadi opsi cemilan rendah gula yang mengenyangkan. Selain lebih rendah gula, pisang belum matang juga merpakan sumber prebiotik, memiliki pati resisten yang tinggi, serta dapat memberikan perasaan kenyang yang lebih besar.
Untuk yang menyukai rasa manis, pisang matang dan pisang matang dengan bercak kecoklatan dapat menjadi pilihan. Dari kedua tingkat kematangan ini, pisang matang dengan bercak kecoklatan memiliki rasa yang lebih manis.
Pisang matang tanpa bercak cokelat juga diketahui kaya akan antioksidan. Selain itu, pisang ini juga bisa dicerna dengan cepat.
Sedangkan pisang matang dengan bercak cokelat memiliki antioksidan tertinggi. Ketika muncul keinginan untuk mengonsumsi makanan-makanan manis, pisang ini dapat menjadi salah satu opsi makanan manis yang menyehatkan.