Rabu 24 Mar 2021 15:41 WIB

11 Orang Indonesia Meninggal per Jam Akibat Tuberkulosis

Jumlah kematian akibat tuberkulosis di Indonesia lebih banyak dari kasus Covid-19.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Qommarria Rostanti
Diperkirakan 98 ribu orang Indonesia tidak tertolong akibat menderita tuberkulosis per tahun, atau dengan kata lain sekitar 11 orang setiap jamnya. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
Diperkirakan 98 ribu orang Indonesia tidak tertolong akibat menderita tuberkulosis per tahun, atau dengan kata lain sekitar 11 orang setiap jamnya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan 98 ribu orang Indonesia tidak tertolong akibat menderita TB per tahun, atau dengan kata lain sekitar 11 orang setiap jamnya.

Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, TB menjadi masalah kesehatan dunia karena jumlah kasus dan kematian yang sangat tinggi. Di seluruh dunia, terdapat 10 juta orang terkena TB dan 1,2 juta orang di antaranya meninggal dunia. 

Maxi menyebut, estimasi penderita TB di Indonesia dalam setahun adalah 845 ribu orang dan 70 ribu diantaranya terjadi pada anak usia kurang dari 15 tahun. "Kematian akibat TB di Indonesia sebanyak 98 ribu orang per tahun sehingga perkiraannya setiap 360 detik atau satu jam terdapat 11 orang meninggal karena TB," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2021 di channel Youtube Kemenkes, Rabu (24/3).

Dia mengatakan, jumlah kematian akibat TB di Indonesia lebih banyak dari kasus Covid-19. Untuk mengatasi hal tersebut, negara-negara dunia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi TB di 2035 dan bebas TB 2050.

"Seiring dengan komitmen global tersebut, Indonesia menargetkan eliminasi pada 2030," ujarnya.

Maxi mengatakan, peringatan hari TB sedunia tahun ini mengangkat tema 'Setiap Detik Berharga, Selamatkan Bangsa dari Tuberkulosis'. Pihaknya telah berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada seminar TB pada anak, terapi pencegahan TB, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sosialisasi sekolah peduli TB, pembacaan cerita TB sembuh, kemudian lomba poster elektronik tingkat SMP dan SMA.

"Selain itu ada peluncuran aplikasi sobat TB dan empati pelayanan TB, lomba komik," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement