Jumat 19 Mar 2021 00:35 WIB

Penyintas Alami Long Covid Mengaku Sembuh Usai Vaksinasi

Penyintas mengaku sembuh dari 'long covid' setelah suntikan ke dua vaksin.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Penyintas mengaku sembuh dari 'long covid' setelah suntikan ke dua vaksin.
Foto: www.freepik.com.
Penyintas mengaku sembuh dari 'long covid' setelah suntikan ke dua vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa penyintas Covid-19 diketahui menderita efek jangka panjang virus Covid-19 atau long covid melaporkan bahwa mereka merasa jauh lebih baik. Kondisi ini dialami setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Seorang wanita berusia 34 tahun bernama Arianna Eisenberg dari Amerika Serikat (AS) mengaku tak lagi mengalami gejala-gejala long covid setelah menerima dosis kedua vaksin ini bulan lalu. Sebelum divaksin, ia menderita gejala-gejala termasuk kelelahan berat, insomnia, nyeri otot selama delapan bulan usai pulih dari Covid-19 pada 2020 lalu.

Baca Juga

"Saya merasakan kembali menjadi diri sendiri, saya sempat tidak memikirkan ini ketika benar-benar sakit (infeksi Covid-19)," kata Eisenberg seperti dikutip dari laman Mashable SEA, Kamis (18/3).

Ia melaporkan masalah ini hilang sekitar 36 jam setelah menerima dosis lanjutan vaksin Covid-19. Menariknya, Eisenberg bukan satu-satunya yang mengalami hasil serupa. Banyak penyintas lainnya yang juga mengisahkan pengalaman serupa, termasuk seorang dokter penyakit menular yang melaporkan bahwa sepertiga pasiennya merasa lebih baik setelah menerima vaksin Covid-19.

Perlu diketahui, banyak orang yang selamat dari infeksi Covid-19 mengalami efek samping termasuk kelelahan parah, nyeri otot, hingga kesulitan bernapas. Yang lebih mengkhawatirkan adalah para profesional kesehatan masih belum sepenuhnya memahami gejala long covid yang timbul dan bagaimana hal itu terjadi.

Meskipun statistik menunjukkan bahwa gejalanya sebagian besar muncul pada wanita, dokter dan peneliti belum menyetujui definisi long covid. Mereka juga belum memahami kelompok yang berisiko mengalami gejala.

Baca juga : Korut akan Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Malaysia

Namun, berita terbaru ini agaknya bisa membuat profesional kesehatan untuk mempertimbangkan vaksin sebagai  pengobatan gejala tersebut. Ini juga bisa menjadi informasi yang lebih berguna mengenai bagaimana virus mempengaruhi kesehatan manusia dalam jangka panjang.

Sebuah studi kecil non-peer-review yang dilakukan di Inggris memberikan vaksin kepada sekelompok penderita long covid. Kemudian membandingkannya dengan kelompok lainnyq yang tidak menerima vaksin.

Hasilnya, kelompok yang menerima vaksin Covid-19 mengalami perbedaan kecil tetapi positif pada gejala long covid secara keseluruhan. Namun, penulis penelitian memperingatkan bahwa perubahan positif ini kemungkinan merupakan hasil efek plasebo.

Satu imunologi dari Universitas Yale bernama Akiko Iwasaki mengungkap, ada tiga alasan mengapa vaksin dapat membantu beberapa seseorang yang merasakan long covid. Pertama, sel T yang didorong oleh vaksin dapat bekerja untuk menghilangkan viral reservoirs.

Kemudian, kedua vaksin menciptakan respons imun yang meningkat kemudian fragmen virus yang tersisa dihancurkan. Penyebab ketiga jika gejala long covid adalah hasil respons autoimun yang tidak tepat kemudian vaksin mungkin telah bekerja untuk mengalihjan sel autoimun.

Baca juga : Menpora Harap Kasus di All England tak Terjadi di Cabor Lain

Namun, itu masih hipotesis. Namun yang jelas semakin berkurangnya gejala Covid-19 atau tidak karena efek plasebo, perkembangan ini memberikan beberapa hal positif terkait vaksin Covid-19. Namun, laporan banyaknya pemerintah yang menghentikan administrasi vaksin produsen tertentu karena masalah kesehatan, ketidak pastian mengenai keselamatan hingga kelayakan vaksin yang tumbuh bisa memunculkan teori konspirasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement