REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Film drama Minari menduduki puncak penjualan box office di Korea Selatan berkat kemenangan Golden Globes. Data penjualan yang dirilis pada Selasa (2/3) itu diharapkan dapat meningkatkan operasional bioskop lokal yang terdampak pandemi virus corona.
Dilansir Yonhap pada Rabu (3/3), film tentang keluarga imigran Korea-Amerika itu mencatat lebih dari 26.100 tiket yang telah terjual pada pukul 16.00 waktu Korea. Menurut data dari Dewan Film Korea, jumlah itu menunjukkan penjualan tiket film tersebut mengantongi 35 persen dari semua tiket yang dipesan di bioskop. Film itu dijadwalkan tayang di bioskop lokal pada hari ini.
Berdasarkan data itu, Minari mengungguli penjualan Raya and the Last Dragon dari Walt Disney Pictures, yang memiliki 14 ribu penjualan tiket sebelum mulai tayang pada Kamis (4/3). Capaian itu bisa menunjukkan bahwa minat penonton bioskop di Korea cukup tinggi terhadap Minari.
Pasalnya, film tersebut memenangkan kategori Film Terbaik Berbahasa Asing untuk Penghargaan Golden Globe. Itu adalah film berbahasa Korea kedua yang mendapatkan penghargaan tersebut, setelah film satir keluarga arahan sutradara Bong Joon-ho Parasite pada tahun lalu.
Ditulis dan disutradarai oleh sutradara Korea-Amerika, Lee Isaac Chung, Minari bercerita tentang sebuah keluarga imigran Korea yang pindah ke Arkansas pada 1980-an. Mereka mendirikan sebuah pertanian untuk mengejar impiannya di Amerika.
Minari diberi judul sesuai dengan nama sayuran berair yang digunakan dalam banyak masakan Korea, yaitu cukup tangguh untuk bertahan di mana-mana dan kuat dalam citarasa. Minari sebagai metafora bagi keluarga yang berjuang dan bertahan di dunia baru untuk mewujudkan impian mereka.
Meskipun film tersebut diunggulkan di Oscar, nyatanya Minari menuai kontroversi karena penyelenggara Golden Globes memasukkannya ke dalam kategori film berbahasa asing terbaik, bukan dalam gambar terbaik. Mereka beralasan dialog dalam film kebanyakan adalah bahasa Korea.