REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 10 ribu unit GeNose C19 disiapkan untuk membantu deteksi penyebaran Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali.
Dengan penggunaan alat tes tiup buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diharapkan bisa membantu pemerintah dalam menekan laju infeksi dan penyebaran virus di tengah masyarakat.
"Target kita 10 ribu unit dulu disiapkan untuk wilayah Jawa-Bali yang akan dilakukan selama 36 hari. Selanjutnya 10 ribu lagi kami siapkan untuk wilayah di luar Jawa selama 60 hari," kata dr Mochammad Isnaini, project leader GeNose dari PT Sigma Andalan Nusa di Yogyakarta, Ahad (28/2).
Pria yang akrab disapa dr Is ini berharap alat pendeteksi GeNose C19 ini bisa menjadi solusi dalam mendeteksi setiap orang pembawa virus. Alat ini, kata dia, memiliki tingkat akurasi deteksi virus mencapai 93 persen.
Selain itu, GeNose mampu mendeteksi virus di dalam tubuh setelah dua hari terinfeksi hanya dalam waktu kurang dari dua menit. Selanjutnya lagi alat ini memiliki harga terjangkau buat masyarakat di Indonesia dengan biaya sekali deteksi sekitar Rp 20-40 ribu.
"Alat ini menjadi harapan masyarakat yang menginginkan mutu aman, cepat, akurat dan harga murah," ujarnya.
Isnaini terobsesi dengan penggunaan alat GeNose secara massal maka ikhtiar untuk membebaskan Indonesia dari Covid-19 akan semakin cepat diwujudkan. Obsesi tersebut disampaikannya karena hingga kini masih banyak penyandang status Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid di Indonesia yang berkeliaran.
Salah satu penyebabnya adalah harga tes yang masih relatif mahal serta deteksi virus yang membutuhkan waktu infeksi 4-5 hari.
"Dengan alat GeNose yang mempunyai kemampuan mendeteksi infeksi virus di tubuh dalam waktu dua hari dan hasil yang cepat maka ini bisa lebih efektif dalam mencegah proses penyebaran Covid," ujarnya.
Isnaini juga menegaskan alat ini hadir untuk melengkapi pemeriksaan tes Covid-19 yang sudah ada lebih dulu. "Paling tidak alat ini akan bisa menjadi screening awal, untuk konfirmasinya tetap dilakukan dengan swab test secara PCR," katanya.
Saat ini, kata Isnaini, alat GeNose ini telah mendapatkan respons positif dari beberapa lembaga kementerian. Diantaranya dari Kementerian Perhubungan yang telah menyiapkan alat ini untuk ditempatkan di sejumlah stasiun kereta api.
"Rencananya 1 April nanti sudah bisa dipakai juga di semua bandara di Indonesia," katanya.