REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Penyedia layanan tiket hotel dan perjalanan tiket.com memberikan rekomendasi wisata plesiran ke pedesaan alami, yang juga sebagai salah satu destinasi wisata UNESCO di Kota Magelang, Jawa Tengah. Pada umumnya, kegiatan wisata yang biasa dilakukan jika mengunjungi Candi Borobudur adalah berkeliling kawasan candi.
Namun sebenarnya, liburan ke Candi Borobudur tidak hanya sampai di situ saja. Bagi masyarakat yang gemar bersepeda, terdapat beberapa area kunjungan yang ramah sepeda sehingga dapat berkeliling di sekitar candi. Beberapa desa di sana masih amat asri sehingga nyaman untuk dikunjungi.
Co-Founder & Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa, mengatakan bersepeda adalah salah satu kegiatan komunitas yang terbentuk semasa pandemi berlangsung. "Kami melihat pertumbuhan tren bagi berbagai komunitas pesepeda dari berbagai kota, untuk menjelajahi medan-medan alami nusantara bersama-sama," ujarnya.
Berikut beberapa desa rekomendasi bagi calon turis yang hendak merencanakan liburan bersepeda ke Candi Borobudur:
1. Desa Wringin Putih
Berlokasi sekitar 2,3 kilometer dari area Candi Borobodur, Desa Wringin Putih menawarkan pemandangan pedesaan asri dan indah dengan latar belakang persawahan serta lanskap Bukit Menoreh. Daya tarik utama dari desa ini adalah jajaran rumah bambu yang dapat ditemui sembari menyusuri area Wringin Putih sembari bersepeda. Jangan lupa cicipi getuk khas dari desa ini.
2. Desa Wanurejo
Destinasi wajib mampir untuk para generasi gowes kekinian. Desa Wanurejo terletak di kaki pegunungan Menoreh dan diapit antara Sungai Progo dan Sungai Sileng, sehingga pemandangan alami mempesona pun dapat memukau hati.
Selagi di sini, kunjungi Museum Wayang dengan koleksi wayang terbaik nusantara. Selain itu, terdapat 694 koleksi sastra tentang perwayangan dalam berbagai bahasa, serta 83 kaset audio yang memuat rekaman pertunjukan wayang dari tahun 1971 hingga 1994.
Bagi turis yang tidak membawa sepeda, maka di Balkodes Wanurejo, tersedia tempat penyewaan sepeda di Jalan Balaputradewa. Harga sewa mulai dari Rp 15 ribu untuk sepeda biasa, hingga Rp 50 ribu untuk sepeda gunung.
3. Desa Majaksingi
Berlokasi tiga kilometer dari Candi Borobudur, tempat rehat alami berikutnya adalah Desa Majaksingi. Kegiatan menarik selagi menghabiskan waktu di sini adalah kerajinan membuat pot dari tanah liat langsung mengikuti tutorial live dari pengrajin berpengalaman.
Bagi penggemar kopi, bersiap-siap membawa pulang oleh-oleh kantong biji kopi lokal bercitarasa dan beraroma terwangi dari desa ini.
4. Desa Tanjungsari
Berjarak serupa dengan Desa Majaksingi, yaitu sekitar tiga kilometer dari Candi Borobudur, Desa Tanjungsari memiliki latar belakang panorama pegunungan Menoreh. Penduduk desa ini bermata pencaharian utama sebagai petani cabe dan tembakau, selain itu, pembuatan tahu rumahan pun menjadi salah satu produk usaha yang pantas dilirik.
Desa Tanjungsari memiliki lima benda purbakala peninggalan histori. Dua di antaranya adalah kepala arca Buddha yang diduga sebagai bagian dari Candi Borobudur pada masa pemugaran di tahun 1907-1911.
5. Desa Candirejo
Desa yang memiliki Waroeng Rejo atau wisata air Sungai Progo ini terletak empat kilometer dari Candi Borobudur. Kegiatan outdoor seperti rafting pun dapat menjadi pilihan karena arus sungai yang cukup deras. Berbeda dengan rafting modern, jenis rafting di desa ini menggunakan getek tradisional. Pilihan lain bagi turis adalah merasakan pengalaman berpetualang dengan berkendara off road menyusuri sungai Progo.