REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian strain baru SARS-CoV-2 terbukti dapat membuat Covid-19 lebih menular. Meski begitu, ahli virologi mengatakan ada upaya yang bisa dilakukan agar kegiatan bersosialisasi dapat berlangsung secara aman di masa pandemi ini.
Bila harus bersosialisasi, ahli virologi Muge Cevik lebih merekomendasikan pertemuan di luar ruangan daripada di dalam ruangan. Salah satu alasannya, transmisi SARS-CoV-2 di dalam ruangan 20 kali lebih besar dibandingkan di luar ruangan.
"Risiko (transmisi di luar ruangan) bukan tidak ada, tetapi lebih rendah secara signifikan," tulis Cevik melalui akun Twitter pribadinya, seperti dikutip Selasa (2/2).
Sebelum memutuskan untuk bersosialisasi di luar ruangan dengan orang lain, Cevik mengatakan ada lima syarat yang perlu dipenuhi. Berikut ini adalah kelima syarat tersebut, seperti dilansir Insider.
1. Benar-Benar di Luar Ruangan
Selama masa pandemi, beberapa restoran melakukan inovasi dengan membuat tempat makan outdoor. Sebagian melakukan hal ini dengan cara mendirikan semacam tenda untuk menaungi tempat makan.
Cevik mengatakan minimal tiga sisi dari tenda harus terbuka untuk bisa menghasilkan sistem ventilasi yang layak. Bila syarat ini tidak terpenuhi, maka tempat makan tersebut tidak bisa dibilang benar-benar luar ruangan atau outdoor.
Area makan luar ruangan yang lebih tertutup perlu membatasi kapasitas tempat duduk menjadi 25 persen saja. Kapasitas tempat duduk yang lebih besar akan menciptakan risiko penularan yang sama dengan dengan tempat makan di ruang tertutup.
2. Memperhatikan Aktivitas
Bersosialisasi di luar ruangan bukan berarti bebas dari risiko penularan. Risiko penularan saat beraktivitas di luar ruangan juga sangat bergantung pada jenis aktivitas yang dilakukan.
Aktivitas sosialisasi luar ruangan dengan risiko terendah adalah berjalan kaki di jalanan tanpa melakukan kontak tatap muka. Makan dan minum di ruang semioutdoor bersama teman mungkin akan lebih nyaman dibandingkan berjalan kaki bersama teman. Akan tetapi, interaksi dekat yang tercipta saat makan dan minum lebih berisiko, terlebih bila interaksi ini dilakukan dengan orang-orang yang tidak tinggal serumah.