REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pakar mikrobiologi dari FKKMK UGM, Prof Tri Wibawa mengatakan, semua virus dari hewan dapat menular kepada manusia lalu menular antarmanusia dapat berpotensi sebagai pandemi baru. Termasuk, virus nipah yang ramai belakangan.
Banyak faktor penyebab virus jadi wabah seperti tingkat virulensi, cara menular, angka mortalitas dan mortalitas penyakit yang ditimbulkan. Ada pula faktor respons imun dan perilaku manusia, lalu kesiapan surveilans dan sistem kesehatan.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk selalu menjaga kebersihan dan cara hidup sehat. Virus nipah sendiri pernah muncul di Malaysia pada 1998-1999 yang sempat menular ke Singapura, serta pada 2001-2004 dilaporkan muncul di Bangladesh.
Laporan WHO tingkat kematiannya 40-75 persen. Menurut Tri, antisipasinya yang diperlukan untuk mencegah virus nipah menjadi pandemi baru dengan meningkatkan surveilans epidemiologi penyakit menular, dan mengembangkan beragam penelitian.
"Mulai melakukan penelitian dalam bidang pencegahan, diagnosis dan pengobatan penyakit infeksi virus nipah. Pencegahan di sini termasuk pengembangan vaksin," kata Tri, Senin (1/2).
Ia menyarankan, surveilans epidemiologi melakukan kegiatan analisis sistematis dan berlanjut terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan. Serta, kondisi yang mempengaruhi peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah itu.
Tujuannya, kata Tri, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiolog kepada penyelenggara program kesehatan. Ada pula manifestasi klinis.
"Manifestasi klinis infeksi virus nipah bisa mulai dari yang tidak bergejala, infeksi saluran nafas akut dan infeksi otak. Gejalanya tidak khas, sehingga tidak mudah untuk dibedakan dengan gejala penyakit infeksi umumnya," ujar Tri.
Tri turut menanggapi munculnya beberapa penyakit zoonosis yang selalu berpotensi muncul setiap saat selama masih ada dinamika interaksi manusia dengan hewan dan lingkungan. Tindakan yang perlu dilakukan meningkatkan derajat kesehatan manusia.
"Dengan selalu menjaga keharmonisan interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan, atau yang sering disebut sebagai pendekatan one health," kata Tri.