Di Indonesia, sebagian besar anemia itu terjadi akibat defisiensi atau kekurangan zat besi dalam sumber pangan yang mereka konsumsi. Sumber zat besi yang paling baik adalah yang berasal dari pangan hewani seperti daging, ikan, unggas, atau disebut sebagai besi heme.
Sementara pada sebagian besar masyarakat Indonesia, bahan makanan yang mereka konsumsi sebagian besar berasal dari nabati atau yang lebih banyak mengandung besi non-heme. Meski banyak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi non-heme, sayangnya zat besi tersebut sulit sekali untuk diserap oleh tubuh.
"Bisa seperberapa puluh kalinya dibandingkan dengan zat heme. Jadi walaupun makanan kita mengandung banyak sayur yang mengandung zat besi nonheme, tapi karena zat besinya sulit diserap, maka besi yang masuk ke dalam tubuh sangat sedikit," katanya.
Oleh karena pola makan pangan hewani di Indonesia cukup rendah dibandingkan pangan nabati, maka setiap hari secara terus-menerus masyarakat Indonesia kekurangan asupan zat besi. Sehingga untuk mengatasinya, masyarakat perlu mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk memenuhi semua kebutuhan gizi bagi tubuh.
"Gizi seimbang akan menjadi hal yang sangat penting, karena kita tidak cukup hanya karbohidrat saja, tidak cukup hanya protein hewani saja, tidak cukup hanya protein nabati saja, tidak cukup hanya buah-buahan dan sayur saja. Tetapi harus semua karena berbagai macam zat gizi ada di berbagai macam makanan," kata Endang.