Kamis 21 Jan 2021 17:29 WIB

Booming Kafe Rumahan, Impor Kopi Korea Meningkat

Pada tahun lalu, Korea mengimpor 176.648 ton kopi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Mesin pembuat kopi (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Mesin pembuat kopi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Impor kopi Korea tampaknya semakin menjadi primadona. Permintaan produk kopi dan espreso Korea Selatan (Korsel) kian meningkat ditandai dengan angka yang memecahkan rekor baru pad 2020.

Permintaan ini terjadi seiring diberlakukannya periode karantina yang membuat kafe rumahan menjadi tren dan booming. Dilansir di laman Pulsenews, Kamis (21/1), kopi Korsel diminati terutama oleh negara-negara pencinta kopi.

Pada tahun lalu, Korea mengimpor 176.648 ton kopi senilai 737,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 10,3 triliun, menurut data Korea Customs Services. Angka tersebut masing-masing naik 5,4 persen dan 11,5 persen dari tahun sebelumnya. Keduanya merupakan yang tertinggi sejak tahun 2000 ketika pelacakan data dimulai.

Impor pembuat kopi negara itu juga melonjak. Impor mesin espreso mencapai 120,5 juta dolar AS, naik 35 persen dalam setahun.

Sementara permintaan kopi terus tumbuh dengan stabil, booming kafe rumahan menciptakan permintaan yang lebih besar. Ekspor kopi bulanan tumbuh ketika negara tersebut menjalani praktik jarak sosial yang lebih ketat. Impor kopi naik rata-rata 19,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada Agustus dan September ketika tingkat pembatasan sosial dinaikkan lebih tinggi secara nasional.

Pertumbuhan tahun-ke-tahun rata-rata 6,4 persen pada bulan-bulan sebelumnya. Pola yang sama terlihat pada November ketika aturan praktik kesehatan publik dicabut lagi setelah virus muncul kembali, mencatat lonjakan impor kopi sebesar 36,9 persen per tahun.

Konsumsi kopi secara keseluruhan meningkat dengan cepat karena permintaan kafe rumahan. "Hal itu tidak hanya menyerap permintaan kopi yang hilang di kafe-kafe jalanan dari lalu lintas pejalan kaki yang menurun di tengah pembatasan Covid-19, tapi juga semakin meningkatnya permintaan," kata Profesor Chang Sung-cheol dari Universitas Wanita Sungshin.

Jaringan kafe dan perusahaan makanan juga bergerak cepat untuk mengikuti ledakan permintaan kopi. Starbucks, Twosome Place, dan jaringan kafe besar lain, misalnya, di Korea membuka ratusan gerai baru tahun lalu. SPC Group, yang mengoperasikan jaringan toko roti terbesar di negara itu, Paris Baguette, dan perusahaan makanan terkemuka lainnya juga telah memperluas jajaran produk kopi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement