Rabu 30 Dec 2020 13:55 WIB

8 Makanan Olahan yang Berisiko Besar pada Kesehatan

Konsumsi tinggi makanan olahan ultra dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Camilan gurih.
Foto: www.freepik.com
Camilan gurih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar orang pernah mengonsumsi makanan olahan. Apakah Anda tahu, ada perbedaan besar antara makanan olahan yang sehat dan tidak sehat.

Itulah sebabnya para ilmuwan membuat sistem klasifikasi makanan untuk membedakan keduanya. "Sebagian besar makanan perlu melalui semacam pemrosesan agar dapat dimakan dan dicerna. Tapi begitu kita memasak sesuatu, artinya kita sedang memproses itu," ujar ahli diet berlisensi, Stacey Nelson,  seperti dilansir di Harvard Men's Health Watch, baru-baru ini.

Salah satu sistem klasifikasi makanan adalah 'NOVA', yang dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Sao Paulo, Brasil, pada 2010. Istilah tersebut mengelompokkan semua makanan ke dalam empat kategori berbeda berdasarkan cara pembuatannya.

Sistem 'NOVA' memunculkan gagasan tentang makanan olahan ultra (makanan olahan terburuk yang kebanyakan orang ingin menghindarinya sebisa mungkin). Makanan ini diformulasikan (melalui proses industri dan kimia) menggunakan berbagai bahan olahan yang dibuat sendiri menggunakan gula, minyak, lemak, garam, dan lainnya.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan pada Agustus 2020 di jurnal Nutrition, menemukan bahwa konsumsi yang lebih tinggi dari makanan olahan ultra dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dari semua penyebab penyakit.

Secara khusus, analisis tersebut mengamati data dari 20 studi berbeda yang melibatkan total 334.114 peserta.

Penelitian menemukan bahwa konsumsi makanan ultra-olahan yang lebih tinggi, dikaitkan dengan peningkatan risiko semua penyebab kematian, penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, hipertensi, sindrom metabolik, obesitas, depresi. Juga kemungkinan risiko sindrom iritasi usus besar, kanker, kanker payudara pascamenopause, asma, mengi, dan lemah.

Studi itu menunjukkan, orang yang makan lebih banyak makanan berisiko meninggal pada usia muda karena semua penyebab penyakit, serta menderita berbagai penyakit dan kondisi kesehatan. Dengan pemikiran ini, pertimbangkan untuk berhenti mengonsumsi delapan makanan olahan ultra ini secepatnya.

1. Minuman yang dimaniskan dengan gula

Minuman yang dimaniskan dengan gula, seperti soda, adalah salah satu makanan yang diproses secara ultra, menurut sistem klasifikasi makanan 'NOVA'.

2. Permen

Permen, kue, dan camilan favorit kita sering kali diberi tambahan gula, yang bukan merupakan makanan asli, dan dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.

3. Es krim

Es krim rasanya sangat enak, tetapi sering kali penuh dengan bahan kimia dan bahan tidak alami lainnya yang menjadikannya makanan olahan ultra. Jika ingin mengonsumsi es krim, pilihlah produk yang terbuat dari bahan-bahan alami, atau mungkin Anda bisa membuatnya sendiri.

4. Cokelat

Bergantung pada cara pembuatannya, cokelat dapat memiliki beberapa manfaat kesehatan yang baik, atau dianggap sebagai makanan olahan ultra yang harus dihindari.

5. Camilan gurih

Makanan ringan di toko bahan makanan mungkin paling menyenangkan untuk dibeli, tetapi juga salah satu yang paling banyak diproses sehingga tidak bisa dikonsumsi setiap hari.

6. Burger

Burger adalah makanan pokok dalam diet klasik Amerika dan favorit makanan cepat saji, tetapi bukan berarti burger itu baik. Faktanya, mereka bisa menjadi 'mimpi buruk' ketika diproses tubuh.

7. Daging olahan

Daging olahan mengandung banyak bahan tidak alami yang dapat berbahaya bagi kesehatan.

8. Makanan beku

Senyaman apa pun, makanan beku kerap menjadi pelanggar terburuk dalam hal makanan yang diproses secara berlebihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement