REPUBLIKA.CO.ID,NYON -- Liga Super Eropa sudah menjadi wacana yang hampir terwujud. Namun ada banyak pertanyaan yang menyelimuti kompetisi ini.
Apa itu Liga Super? Seperti apa formatnya? Di mana posisi UEFA dan FIFA? Seberapa jauh tim akan melaju? Hingga berapa tim yang akan terlibat?
Liga Super Eropa memang sudah lama jadi pembicaraan, namun tak pernah konkret. Tapi kompetisi ini dikabarkan akan diluncurkan pada 2022. Pemimpin klub-klub elite percaya bahwa format Liga Champions telah cukup baik menurut tanggal, dan 15 pertandingan masih dianggap kurang.
Karena itu, mereka percaya bahwa 30 pertandingan dalam satu musim, cukup akomodatif untuk membentuk Liga Super dengan jumlah 16 tim.
Namun, liga yang tertutup bukan jalan yang disukai. Sampai saat ini belum ada keputusan final soal format, dan opsi alternatif pun masih terus dipertimbangkan, dengan harapan untuk menarik pasar seluas-luasnya.
Dikutip dari Marca, Selasa (23/12), banyak klub yang merasa kalau distribusi hal televisi di sejumlah negara tidak adil. Sehingga ada keinginan untuk mengikuti kompetisi lain, yang bisa mendistribusikan hak siar secara rata.
Oleh karena itu mungkin banyak pembahasan soal uang. Apalagi, terdengar kabar kalau hadiah dari kompetisi ini akan lebih besar dari Liga Champions yang sebesar 120 juta euro.
Dengan format yang belum rampung, idenya adalah untuk mengisi celah yang ditinggalkan Liga Champions. Dari sini klub tidak ingin UEFA jadi operator kompetisi tersebut. Walaupun idenya tetap mendengarkan UEFA, tapi tetap mengutamakan tuntutan klub. Sementara FIFA sampai saat ini belum banyak bicara.
Karena persaingan klub elite ini dianggap tidak berada di bawah yurisdiksi badan tertinggi sepak bola dunia tersebut. Apalagi, FIFA akan mengumumkan format Piala Dunia Antarklub yang baru pada 2021.
Namun rencana itu ditangguhkan sementara karena pandemi Covid-19. Hanya saja, pada prinsipnya, FIFA menerima dan mendukung gagasan Liga Super tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
