REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua atau mereka yang memiliki penyakit bawaan menjadi orang paling berisiko meninggal karena Covid-19. Tetapi, seiring pandemi berkembang, para ahli mulai mempelajari lebih lanjut tentang cara kerja virus.
Para ilmuwan mengatakan bahwa ada beberapa faktor kunci yang memicu pasien meninggal akibat Covid-19. Sebuah tim peneliti dari delapan institusi di China dan Amerika Serikat melihat data dari 85 pasien yang meninggal karena kegagalan beberapa organ setelah menerima perawatan untuk Covid-19.
Semua individu yang datanya digunakan dalam penelitian menerima perawatan di Rumah Sakit Hanan atau Rumah Sakit Union Wuhan antara 9 Januari hingga 15 Februari 2020. Dari penelitian itu terdapat lima faktor lain yang bisa memperparah kondisi Covid-19.
1. Jenis Kelamin
Menurut para ahli, virus corona tampaknya menjadi ancaman khusus bagi pria. Para peneliti menemukan bahwa 72,9 persen dari mereka yang meninggal akibat Covid-19 adalah laki-laki.
Para ahli percaya ada beberapa alasan mengapa lebih banyak pria meninggal daripada wanita, termasuk beberapa pilihan biologis dan gaya hidup lainnya. Mencuci tangan adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih cenderung rutin mencuci tangan dan menggunakan sabun daripada pria.
Sementara itu, pria China lebih cenderung merokok daripada wanita, kebiasaan yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh lebih lemah. China memiliki populasi perokok terbesar di dunia. Di Inggris, 16,5 persen pria sekitar 3,9 juta dan 13 persen wanita sekitar 3,2 juta dilaporkan menjadi perokok aktif.
Pria China juga memiliki tingkat tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit paru obstruktif kronik yang lebih tinggi daripada wanita. Semua kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko komplikasi setelah terinfeksi virus corona.
2. Umur
Para ahli mengatakan, virus corona tidak mendiskriminasi dan dapat menginfeksi siapa pun dari segala usia. Namun, seseorang yang berusia 60 tahun ke atas paling berisiko Covid-19, bahkan mereka yang meninggal karena Covid-19 juga memiliki usia rata-rata 65 tahun ke atas.
Hal itu lantaran sistem imunitas lansia melemah. Dr Sarah Jarvis, Direktur Klinis Akses Pasien, mengatakan bahwa sistem kekebalan tubuh akan melemah seiring bertambahnya usia.
"Jika sistem kekebalan Anda tidak kuat, kemungkinan besar virus dapat berkembang biak di paru-paru Anda, menyebabkan peradangan," kata dia.
3. Kondisi yang mendasari
Mereka yang meninggal karena Covid-19 dalam penelitian tersebut sebagian besar memiliki kondisi kronis yang mendasari, seperti masalah jantung atau diabetes.
“Kami berharap penelitian ini bermanfaat untuk menangani Covid-19 dan menekankan pada kelompok risiko laki-laki di atas 50 tahun dengan kondisi komorbid kronis, termasuk hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes,” tambah peneliti seperti dilansir dari The Sun.
4. Obesitas
Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan yang parah termasuk dalam kategori risiko tinggi untuk virus corona. Alasannya, kelebihan berat badan atau obesitas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh yang kemudian membuat orang lebih mungkin tertular virus corona dan membuat tubuh lebih sulit untuk melawan virus.
NHS mengatakan, seseorang dengan BMI 40 atau lebih, memiliki risiko lebih besar terkena komplikasi jika terkena virus. Survei NHS belum ini menemukan bahwa lebih dari 60 persen pasien dalam perawatan intensif dengan Covid-19 kelebihan berat badan atau digolongkan sebagai obesitas yang tidak sehat.
5. Sel darah putih rendah
Tim peneliti menemukan bahwa 81,2 persen dari mereka yang meninggal karena Covid-19 memiliki jumlah eosinofil yang sangat rendah saat masuk ke rumah sakit. Ini adalah jenis sel darah putih, yang merupakan sel kekebalan khusus yang membantu melawan infeksi.
Para petugas medis menyarankan bahwa memiliki tingkat eosinofil yang sangat rendah dapat berkorelasi dengan risiko yang lebih besar dari hasil yang parah pada orang yang tertular Covid-19.