REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa libur akhir tahun sudah semakin dekat. Sebagian besar orang berencana menghabiskan akhir tahun dengan berlibur.
Akan tetapi, angka penyebaran Covid-19 belum kunjung menunjukkan penurunan. Berlibur berarti membuat diri dan keluarga bertemu banyak orang dan berisiko terpapar virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Berkaca dari masa liburan sebelumnya, kasus positif Covid-19 selalu meningkat usai orang bepergian. Namun, hal itu bisa menjadi pelajaran berharga agar lebih waspada.
Pengusaha Anthon Thedy yang merupakan pemilik lebih dari 200 waralaba TX Travel Indonesia memberikan tips merencanakan liburan aman, nyaman dan sehat. Menurutnya, penerapan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak, merupakan "harga mati" saat berlibur.
Berikutnya, menurut Anthon, pelancong perlu melakukan beberapa penyesuaian. Ia menyebut, ada banyak jalan untuk bisa tetap berlibur dengan aman.
"Banyak penyesuaian dan juga banyak jalan, penerapannya berbeda, tapi jangan mengalah dengan keadaan, maju terus," kata Anthon, disimak dari diskusi bertajuk “Menerapkan Protokol Kesehatan Menjelang Liburan Akhir Tahun”, disimak di Jakarta, Selasa (15/12).
Bagaimanapun, menurut Anthon, industri wisata perlu tetap hidup. Jika tidak, dampaknya juga akan mengganggu ekonomi secara keseluruhan. Berikut beberapa tips yang ia bagi untuk wisatawan maupun agen perjalanan wisata agar bertahan di masa krisis seperti sekarang.
Pilih tempat sepi
Tempat bagus tidak selalu identik dengan keramaian. Anthon menjelaskan, untuk pemasaran agen travel saat ini juga menjadi berbeda. Jika dulu biasanya wisatawan lebih menyukai tempat ramai, kali ini justru sebaliknya, mereka mengincar tempat cukup lengang dan sepi.
“Ada beberapa lokasi yang ikonik. Jadi sekarang kebalik, kita diomeli kalau ke tempat yang ramai,” kata Anthon.
Pilih waktu awal
Anthon juga menjelaskan soal perubahan cara berkunjung. Hal yang jelas tentunya perlu menghindari kerumunan. Maka datang saat pagi-pagi sekali, bahkan di awal waktu tempat wisata dibuka, menjadi strategi untuk mengurangi risiko paparan droplet dari orang lain.
"Jadi bisa pagi-pagi sekali, masuk, lalu foto-foto cari spot. Waktu dua jam juga cukup, ketika mulai banyak orang, pulang," kata Anthon.
Tempat wisata yang selama ini belum terjamah juga bisa menjadi alternatif bagi masyarakat. Menggunakan kendaraan pribadi selama lima hingga enam jam saja juga bisa menjadi pilihan keluarga.
Pilih tempat yang luas
Sebaiknya, pilih kunjungan ke objek wisata yang relatif lebih luas, seperti di udara terbuka. Dia mencontohkan tempat seperti pantai atau gunung.
"Menurut saya tidak perlu takut, cuma hindari kalau ada kerumuman. Jadi datang segera dan cepat-cepat keluar," ujarnya.