Ahad 13 Dec 2020 07:22 WIB

Terapkan Protokol, Jazz Gunung Ijen 2020 Sukses Dihelat

Para penyanyi tetap tampil tuntas walau hujan turun di tengah pertunjukan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Jazz Gunung Indonesia segera menggelar konser hibrida pada Sabtu, 12 Desember 2020. Jazz Gunung Bromo dogelar secara virtual dan Jazz Gunung Ijen digelar langsung di lokasi.
Foto: Tangkapan layar konferensi pers virtual
Jazz Gunung Indonesia segera menggelar konser hibrida pada Sabtu, 12 Desember 2020. Jazz Gunung Bromo dogelar secara virtual dan Jazz Gunung Ijen digelar langsung di lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Perhelatan musik Jazz Gunung Ijen 2020 sukses terselenggara di Taman Gandrung Terakota, Jiwa Jawa Resort, Banyuwangi, Jawa Timur. Acara yang berlangsung Sabtu (12/12) itu terbagi dalam dua sesi.

Selepas pukul 09:45 WIB, tarian Jejer Jaran Dawuk Banyuwangi membuka acara. Berlanjut dengan sajian musik dari Bintang Indrianto bersama Sruti Respati. Mereka tampil tuntas walau hujan turun di tengah pertunjukan.

Baca Juga

Penonton yang memakai payung tetap bertahan menikmati lagu Asmaradana, Kendang Kribow, Aku Ewa, Ole Olang, Pewaris, dan Ibu Pertiwi. Bintang bersama Sruti khusus menciptakan lagu The Beauty of Ijen untuk penampilan itu.

"Saya kagum dengan Ijen, indah sekali. Saya dan teman-teman senang sekali ada momen bersejarah di dunia pertunjukkan musik saat ini di Jazz Gunung Ijen 2020," kata Bintang, dikutip dari rilis pers yang diterima Republika.co.id pada Ahad (13/12).

Memasuki sesi kedua yang berselang dua jam, Sri Hanuraga Trio tampil bersama penyanyi Dira Sugandi. Mereka membawakan deretan lagu seperti Hyperreality, Paris Berantai, Rek Ayo Rek, Ampar Ampar Pisang, Manuk Dadali, dan Kicir-Kicir.

"Ini kali pertama kami tampil secara langsung sejak Februari. Terima kasih, Jazz Gunung Indonesia," ujar Dira yang mengenakan busana serbahitam. Dia mendedikasikan lagu Rangkaian Bunga Melati untuk petugas kesehatan yang berjuang selama pandemi.

Para penampil dan penonton mengekspresikan rasa senang dan syukur karena telah rindu menonton acara musik secara langsung. Penggagas Jazz Gunung Indonesia, Sigit Pramono, berharap apa yang dia gagas bisa menjadi inspirasi banyak pihak.

"Sekarang ini banyak seniman yang OTG (Orang Tanpa Gawean). Ini adalah ikhtiar kita untuk bisa beraktivitas dan menghidupkan industri musik dan pariwisata sambil menjalankan protokol kesehatan," kata Sigit.

Para penonton, rekan media, dan undangan yang hadir sejak pagi menjalani tes swab antigen terlebih dahulu untuk memastikan semua orang dalam kondisi kesehatan baik. Total peserta tes swab antigen berjumlah 239 orang.

Di sela dua sesi pertunjukan, dokter Grace Hananta dari Gerakan Pakai Masker memberikan tutorial penggunaan masker dengan baik kepada para penonton. Panitia pun tak segan untuk menegur para tamu yang hadir jika tidak mengenakan masker dengan benar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement