Kamis 10 Dec 2020 15:50 WIB

Pakai Face Shield tidak Berguna Halangi Virus dari Bersin

Peneliti tengah menyempurnakan face shield agar bisa dipakai tanpa masker.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Pemakaian face shield belakangan menjadi populer meski efektivitasnya menangkal virus corona diragukan. Face shield hanya direkomendasikan untuk digunakan berbarengan dengan masker wajah, bukan pengganti masker.
Foto: EPA
Pemakaian face shield belakangan menjadi populer meski efektivitasnya menangkal virus corona diragukan. Face shield hanya direkomendasikan untuk digunakan berbarengan dengan masker wajah, bukan pengganti masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelindung wajah plastik atau face shield tidak melindungi pemakainya dari Covid-19 ketika orang yang terinfeksi bersin di dekatnya. Video yang mengkhawatirkan menunjukkan apa yang terjadi ketika seseorang berdiri satu meter jauhnya bersin ke arah pemakai face shield.

Di Inggris, pelindung wajah itu mulai dipakai oleh penata rambut, tukang cukur, dan perias kuku agar mereka dapat kembali bekerja sejak lockdown pertama. Tetapi, pelindung ini tidak sepenuhnya menutupi keseluruhan wajah, menyisakan ruang bagi droplet yang dikeluarkan dari mulut dan hidung untuk menyelinap keluar.

Baca Juga

Sebuah studi baru telah menunjukkan apa yang terjadi ketika 'pusaran udara (vortex rings)' berbentuk donat yang tidak terlihat oleh mata manusia didorong ke arah pemakai pelindung wajah. Pusaran udara itu melakukan perjalanan ke pemakai face shield dalam waktu 0,5 hingga satu detik setelah dimulainya bersin dari orang yang terinfeksi dengan jarak semeter di depan mereka.

Studi tersebut menunjukkan bahwa pemakai face shield dapat menghirupnya jika mereka bernapas pada saat yang salah, menurut para ilmuwan dari Universitas Fukuoka di Jepang, dilansir The Sun, Kamis (10/12). Penulis utama studi, Dr Fujio Agaki menjelaskan bahwa lingkaran pusaran udara yang dihasilkan oleh bersin menangkap tetesan mikroskopis di dalam bersin dan memindahkannya ke tepi atas dan bawah pelindung wajah.

"Jika waktu kedatangan ini selaras dengan waktu orang mengambil napas, pemakai face shield akan menghirup tetesannya," jelasnya.

Dr Agaki dan rekannya sedang berupaya untuk membuat pelindung wajah yang cukup aman untuk dikenakan. Dengan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kelemahan face shield yang sekarang ada, mereka percaya perlindungan dapat ditingkatkan dengan mengurangi arus masuk ke dalam.

“Kami ingin berkontribusi dalam menjaga keamanan masyarakat dari infeksi, dan percaya suatu saat dalam waktu dekat, petugas medis akan dapat mencegah infeksi hanya dengan menggunakan pelindung wajah dan masker biasa atau, idealnya, hanya dengan pelindung wajah,” jelasnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physics in Fluids, mendukung studi oleh tim Jepang lain yang menemukan bahwa pelindung wajah tidak berguna. Pada Agustus, SAGE memperingatkan bahwa penata rambut dan tukang cukur harus memakai masker, bukan hanya face shield untuk membantu mengekang penyebaran virus corona.

Face shield juga dipakai oleh dokter, perawat, dan pekerja rumah sakit lainnya di garis depan perawatan Covid-19, tetapi dengan tambahan masker bedah. Pada bulan Juni, para peneliti di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Florida Atlantic menunjukkan seberapa efektif masker wajah dalam menghalangi droplet virus.

Mereka menemukan bahwa masker yang dipasang dengan pas ke wajah paling baik untuk mencegah droplet keluar dibandingkan dengan penutup hidung dan mulut model bandana. Face shield selama ini direkomendasikan hanya sebagai tambahan masker, bukan pengganti masker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement