Selasa 08 Dec 2020 21:15 WIB

Saksikan KDRT, Patrick Stewart Masih Trauma Sampai Sekarang

Sudah berusia 80 tahun, Patrick Stewart masih menjalani terapi trauma masa kecil.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor asal Inggris Patrick Stewart, menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga yang diperbuat sang ayah kepada ibunya.
Foto: EPA
Aktor asal Inggris Patrick Stewart, menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga yang diperbuat sang ayah kepada ibunya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Patrick Stewart masih menghadiri sesi terapi untuk memahami kekerasan dalam rumah tangga yang disaksikannya semasa kecil. Aktor Star Trek: Picard ini masih terpengaruh melihat ayahnya yang sering berperilaku kasar terhadap ibunya saat ia beranjak dewasa.

"Saya berumur 80 tahun dan saya masih dalam terapi. Saya bertemu seseorang setiap pekan di sini di Los Angeles, yang telah saya lihat selama hampir 20 tahun," ujarnya seperti dilansir dari laman Ace Showbiz, Selasa (8/12).

Baca Juga

"Saya masih mencari diri saya sendiri, masih bertanya-tanya tentang diri saya sendiri, dan memang itulah yang terjadi ketika saya mencoba mengingat bagaimana rasanya berada di tengah kekerasan, dan tidak ada yang bisa saya lakukan."

Stewart yang asli Inggris itu tumbuh dengan keyakinan bahwa dia memiliki kemarahan yang sama dengan ayahnya dan berjuang untuk menyembunyikannya. Ia bahkan mengakui pernah berpikir akan membunuh kepala sekolahnya ketika dia dihukum meski yang salah bukan dirinya.

Bedanya, Patrick tidak pernah membiarkan emosi itu muncul ke permukaan saat bekerja. Bahkan, ia tak terpancing ketika seseorang memancingnya.

"Saya harus meredam kemarahan yang ekstrem, saya takut dengan apa yang mungkin terjadi pada saya jika saya membiarkan perasaan yang sebenarnya keluar, karena saya mewarisi tabiat buruk," tutur bintang X-Men itu.

Stewart selalu khawatir kehilangan kesabaran dengan anak-anaknya, dari pernikahan pertamanya dengan Sheila Falconer. Ia meyakini, emosi harus dikendalikan.

"Saya punya dua anak (Daniel dan Sophia) dan tidak ada kekerasan di rumah kami. Aku ingat anakku, yang akhirnya jauh lebih tinggi dariku, berselisih denganku, berdebat tentang sesuatu. Aku harus menekan semuanya. Itu (kemarahan). Jadi ya, itu ada, masih ada," kata Stewart.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement