Senin 07 Dec 2020 16:24 WIB
Grand Final Putri Hijab Indonesia Sukses Digelar, Jadi Wahana Syiar.

Auliya Fajriyati Terpilih Jadi Putri Hijab Indonesia 2020

Sebanyak 49 Putri Hijab dari 17 provinsi mengikuti ajang Putri Hijab Indonesia 2020.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Grand Final Putri Hijab Indonesia 2020 sukses digelar akhir pekan ini, di Crowne Plaza Hotel Bandung, Jl. Lembong No.19, Braga Kota Bandung, Jawa Barat. Auliya Fajriyati terpilih menjadi pemenang Putri Hijab Indonesia 2020 pada malam Grand Final tersebut. Auliya adalah peserta yang berasal dari Riau.
Foto: dok. Istimewa
Grand Final Putri Hijab Indonesia 2020 sukses digelar akhir pekan ini, di Crowne Plaza Hotel Bandung, Jl. Lembong No.19, Braga Kota Bandung, Jawa Barat. Auliya Fajriyati terpilih menjadi pemenang Putri Hijab Indonesia 2020 pada malam Grand Final tersebut. Auliya adalah peserta yang berasal dari Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Grand Final Putri Hijab Indonesia 2020 sukses digelar akhir pekan ini, di Crowne Plaza Hotel Bandung, Jl. Lembong No.19, Braga Kota Bandung, Jawa Barat. Dalam ajang ini, Auliya Fajriyati terpilih menjadi pemenang Putri Hijab Indonesia 2020 pada malam Grand Final tersebut. Auliya adalah peserta yang berasal dari Riau.

Sebelumnya, sebanyak 49 Putri Hijab dari 17 provinsi, satu persatu menampilkan diri di panggung. Tampak mereka tampil dengan busana hijabnya yang glamour, yang merupakan rancangan dari Albis Group sebagai trend setter model busana muslimah di Indonesia sejak lama. 

“Alhamdulillah akhirnya momen yang ditunggu-tunggu, tanggal 4 Desember, hari Jumat sebagai puncak dari even Grand Final Putri Hijab Indonesia 2020. Semoga ini menjadi Jumat berkah,” ujar Moesye Indri, salah satu desainer Albis Group, di sela even Grand Final Putri Hijab Indonesia dalam siaran persnya, Ahad (6/12).

photo
Grand Final Putri Hijab Indonesia 2020 sukses digelar akhir pekan ini, di Crowne Plaza Hotel Bandung, Jl. Lembong No.19, Braga Kota Bandung, Jawa Barat. Auliya Fajriyati terpilih menjadi pemenang Putri Hijab Indonesia 2020 pada malam Grand Final tersebut. Auliya adalah peserta yang berasal dari Riau. - (dok. Istimewa)

Indri mengatakan, even Putri Hijab Indonesia 2020 telah menjalani serangkaian proses yang cukup panjang, yang tahapannya dimulai pada saat Indonesia belum dilanda pandemi Covid-19. Namun, Albis Group bersama Putri Hijab Indonesia tak kenal menyerah ketika perjalanan even itu dihadang pandemi sejak masa awal 2020 lalu.

“Perjalanan Putri Hijab Indonesia 2020 ini prosesnya jauh jauh sebelum pandemi ya sebetulnya, tapi semuanya harus running well, semuanya harus berjalan, dan akhirnya kita sampai di titik ini,” kata Indri.

Terselenggaranya even tersebut, kata Indri merupakan hasil kolaborasi antara Albis Group dengan Putri Hijab Indonesia, yang sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. Namun pada even sebelumnya masih dalam lingkup provinsi, yang diawali di kepulauan Sumatera. 

“Sebelumnya Putri Hijab Sumatera, tapi karena melihat antusiasnya masyarakat yang dahsyat akhirnya saya berpikir kenapa ini tidak diambil ke Indonesia. Tadinya mau diadakan di Jakarta, tapi melihat kondisi yang tidak memungkinkan, mungkin Bandung bisa lebih hangat,” papar Indri.

Dalam kesempatan itu, Indri didampingi kedua kakaknya yang bersama-sama berkolaborasi membangun Albis Group sejak 22 tahun yang lalu. Kepada sang kakak, Indri memanggilnya Mami Santi dan Mimi Nia. Menurutnya, memasuki industry 4.0 ini jika tidak bisa berkolaborasi, maka tidak akan menghasilkan karya yang spekta. 

“Kami di Albis Group kakak beradik, kakak saya yang keempat Mami Santi, dan kakak yang kelima Mimi Mia, jangankan bersinerggi dengan orang lain, dengan keluarga saja Alhamdulillah selama 22 tahun ini bisa berkolaborasi,” katanya.

Indri berharap, even Putri Hijab Indonesia akan menjadi wahana untuk menyampaikan syiar agama. Khususnya bagi kaum hawa untuk senantiasa melindungi kehormatannya dengan berhijab.

Putri Hijab Indonesia 2020 ini, kata dia, rencana awalnya akan diikuti 53 peserta, tetapi empat peserta terkendala ketika memasuki babak Grand Final, yang  akhirnya terpaksa tidak bisa hadir.

Sementara menurut CEO Putri Hijab Indonesia, Lidya Agustin, seluruh finalis mengenakan busana muslimah dari Albis Group, karena fashion busana yang berbasis di Bandung ini dinilainya sangat sesuai dengan konsep Putri Hijab Indonesia.

"Albis itu memang fokus terhadap fashion hijab, dan juga memang fashion busananya yang glamour. Jadi sangat tepat dan menarik kalau Albis yang mensupport untuk even Putri Hijab Indonesia ini," kata Lidya.

Selanjutnya, kata Lidya, tahapan grand final tersebut digelar selama tiga hari, dari proses pembekalan peserta selama masa karantina hingga penampilan di puncak tahapan Grand Final. 

Dalam puncak evennya, para peserta tampil dengan busana hijabnya yang mewah. Namun suasana pandemi terlihat dari tampilan mereka ketika hadir di panggung dengan mengenakan face shield atau pelindung wajah. Para kontestan, termasuk official dan tamu undangan diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement