Sabtu 05 Dec 2020 15:37 WIB

Ini Dia Penyebab Hiperkalemia dan Cara Pencegahannya

Ini Dia Penyebab Hiperkalemia dan Cara Pencegahannya

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Ini Dia Penyebab Hiperkalemia dan Cara Pencegahannya
Ini Dia Penyebab Hiperkalemia dan Cara Pencegahannya

Pernah mendengar istilah hiperkalemia sebelumnya? Hiperkalemia adalah suatu kondisi dimana kadar kalium dalam tubuh berlebihan yang berdampak langsung pada jantung. Dimana kinerja jantung menjadi tidak beraturan, dan jika tidak diobati dapat memicu kematian.

Seseorang yang menderita hiperkalemia biasanya akan mengalami gejala-gejala, seperti kesemutan, irama jantung tak beraturan, dan otot terasa lemah. 

Banyaknya kandungan kalium di dalam tubuh dilatarbelakangi oleh beberapa alasan. Apa saja? Simak alasannya berikut ini!

 

1. Ginjal bermasalah

ginjal bermasalah

Hiperkalemia disebabkan karena ginjal tidak berfungsi dengan baik, sehingga ginjal tidak bisa memilah-milah kalium yang masuk ke dalamnya. Ketika ginjal bermasalah, maka salah satu hormon yang memberi perintah kepada ginjal, aldosterone, juga ikut bermasalah. Inilah yang memicu terjadinya hiperkalemia. 

Untuk mengetahui apakah ginjal bermasalah atau tidak, sebaiknya periksa ke dokter. Jangan sampai kalium dalam tubuh terlanjur bertambah dan fungsi ginjal semakin menurun. 

2. Asupan kalium yang berlebihan

kalium

Ubi, kentang, buah bit, tomat, jeruk, pisang, dan alpukat merupakan makanan yang kaya akan kalium. Jika terlalu banyak mengonsumsi salah satu makanan ini, maka wajar kalau kadar kalium di dalam tubuh berlebihan. Sebab, kandungan yang masuk kalium semua. 

Boleh mengonsumsi makanan berkelium, tetapi harus dibatasi, terutama kalau kamu memiliki riwayat penyakit ginjal. Konsumsi makanan diet sehat yang rendah kalium, sehingga tubuhmu selalu sehat.

Baca Juga: Infeksi Mungkin Terlihat Sepele, Ini Fakta Penyakit Infeksi yang Harus Diketahui

3. Konsumsi obat-obatan

konsumsi obat-obatan

Bagi yang kekurangan kalium, mengonsumsi obat-obatan seperti heparin, diuretik kalium, dan suplemen kalium dapat membantu tubuh dalam mempertahankan produksi kalium. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat mengakibatkan hiperkalemia. 

Sebelum mengonsumsi obat-obatan kalium dalam bentuk dan jenis apapun, sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter. Dengan begini, obat-obatan yang diminum sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.

4. Masalah kesehatan

sakit

Seseorang yang menderita penyakit diabetes dan tidak mengontrol asupan makanan biasanya lebih mudah diserang hiperkalemia. Sebab, diabetes menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal ginjal. Ketika ginjal bermasalah, maka produksi kalium di dalam tubuh menjadi tidak terkontrol lagi.

Maka dari itu, jagalah kesehatan tubuhmu. Konsumsilah makanan sehat, rendah kalium, dan perhatikan gaya hidup. Hindarilah kebiasaan keluar malam karena ini dapat menyebabkan masuk angin, yang nantinya dapat berimbas pada hiperkalemia. 

5. Mengidap penyakit Addison

penyakit addison

Addison adalah suatu penyakit yang merusak kelenjar adrenal, sehingga produksi hormon dalam tubuh menjadi terganggu. Padahal hormon inilah yang bertugas untuk memproduksi kelenjar dan organ tubuh, termasuk ginjal. 

Agar produksi hormon kembali normal, penderita penyakit Addison disarankan untuk mengonsumsi obat kortikosteroid dalam bentuk tablet maupun suntik. Tujuannya untuk menggantikan hormon yang tidak dapat diproduksi oleh kelenjar adrenal.

6. Konsumsi alkohol

konsumsi alkohol

Pada dasarnya, kalium dalam darah dialirkan melalui ginjal dan kembali ke aliran darah lagi. Kondisi ini dapat memicu penumpukan kalium dalam darah, dan pada akhirnya menyebabkan hiperkalemia. Hal ini bisa terjadi karena konsumsi alkohol yang berlebihan. 

Ketika kalium yang ada ginjal dilepas ke darah, menyebabkan kadar kalium dalam darah berlebihan dan merusak otot tubuh. Makanya kurangilah konsumsi alkohol. Sebaiknya gantikan dengan air putih yang jauh lebih sehat bagi tubuh.

Baca Juga: Waspadai Ancaman Serangan Jantung Diam-Diam dan Pahami Gejala-Gejalanya

Lantas, Bagaimana Cara Mengurangi Kalium dalam Tubuh?

1. Ikuti diet rendah kalium

Alpukat, misalnya, memang bagus dikonsumsi oleh orang-orang yang ingin diet sehat. Namun, mengingat buah yang satu ini memiliki kalium yang tingg, tidak disarankan untuk mengonsumsinya dalam jumlah berlebih.

Boleh mengonsumsi alpukat, asal dibatasi dan dicampurkan ke bahan makanan lain. Misalnya, granola, telur, atau roti. Jadi, kamu tidak mengonsumsi alpukat seutuhnya.

2. Hindari makanan asin

Seperti yang kamu tahu, garam itu memiliki kandungan kalium yang tinggi. Untuk itu, hindarilah mengonsumsi garam guna menghindari penyakit hiperkalemia. Begitu pula dengan makanan asin, seperti ciki-ciki, kentang goreng, maupun keripik.

Gantikan dengan makanan yang lebih sehat, seperti keripik vegan, biskuit bebas gula, dan buah-buahan rendah kalium. Dengan demikian, kadar kalium dalam tubuhmu menjadi normal.

3. Konsumsi diuretik

Diuretik kalium, seperti spironolactone dipercaya ampuh untuk mengontrol kalium dalam tubuh. Obat ini berfungsi untuk menghambat proses penyerapan garam ke dalam tubuh, sehingga kalium yang diserap tubuh lebih sedikit.

Dengan konsumsi diuretik, tubuh akan membuang kalium melalui urin sehingga kadar kalium dalam tubuh berkurang secara perlahan.   

4. Hindari obat-obatan atau suplemen

Dilansir dari laman Kidney,org, obat-obatan atau suplemen tertentu dapat meningkatkan produksi kalium. Jadi, kamu yang menderita hiperkalemia tidak disarankan mengonsumsi suplemen apapun tanpa resep dokter.

Jika kamu harus mengonsumsi obat-obatan atau suplemen, sebaiknya hubungi dokter terlebih dahulu. Sehingga obat-obatan yang diminum ada pada dosis yang pas.

Cegah Hiperkalemia Sedini Mungkin

Hiperkalemia bisa menyerang siapa saja, jadi lakukan pencegahan sedini mungkin agar kamu tidak mengalaminya. Lakukan pula pemeriksaan secara rutin guna mengetahui kadar kalium dalam tubuh untuk mengurangi risiko terkena hiperkalemia.

Baca Juga: Gejala Tipes, Penyakit Tipes, Pengobatan Sakit Tipes: Ini yang Perlu Kamu Tahu!

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement