REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar terbaru seputar pengembangan kandidat vaksin Covid-19 membawa optimisme pada banyak orang di masa pandemi. Kabar menjanjikan ini turut membuat sebagian orang berpikir bahwa mereka bisa segera meninggalkan masker setelah vaksin hadir. Benarkah?
Faktanya, penggunaan masker dan berbagai protokol kesehatan lain tetap perlu dijalankan meski vaksin sudah berhasil ditemukan. Alasannya, dibutuhkan proses yang cukup panjang hingga vaksin bisa menjangkau mayoritas populasi di dunia.
"(Ada proses panjang) antara membuktikan vaksin bisa bekerja, dan mendapatkan izin untuk itu, dan mampu mengirimkannya ke cukup banyak orang sehingga membuat perubahan," jelas profesor dari Columbia University Mailman School of Public Health Dr Patrick Kachur, seperti dilansir Today.
Meraih cakupan vaksin yang luas tentu bukan hal mudah. Terlebih, vaksin biasanya perlu diberikan dalam beberapa dosis untuk bisa efektif.
Associate chief medical officer dari Emory University Hospital Dr Colleen Kraft menilai vaksin Covid-19 mungkin akan tersedia untuk mayoritas populasi di dunia dalam waktu satu tahun. Namun, penggunaan masker belum bisa ditinggalkan selama kasus Covid-19 belum mengalami penurunan yang signifikan.
"Saya rasa kita tidak bisa meninggalkan masker dalam waktu dekat bila orang-orang masih bersikap seperti saat ini," ucap Dr Kraft.
Menurut Dr Kraft, masyarakat perlu bekerja sama dalam mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan saat ini. Semakin banyak orang-orang yang menolak penggunaan masker, semakin lama pula situasi yang tak terkendali akan memaksa orang-orang untuk tetap menggunakan masker.
Dr Kraft juga mengingatkan bahwa vaksin membutuhkan waktu untuk bisa bekerja dengan efektif. Selain itu, vaksin juga pelru diberikan sebanyak dua dosis. Oleh karena itu, orang-orang yang nantinya sudah mendapatkan vaksin juga tetap diminta untuk melanjutkan penggunaan masker.
"Kita ingin memastikan sistem imun kita memiliki cukup waktu untuk bekerja dan bisa melawan (virus), jadi (vaksin) ini tidak langsung menjadi senjata ajaib sesaat setelah diberikan," ungkap Dr Kraft.
Dosen dan ahli epidemiologi dari Yale University Shan Soe-Lin PhD menilai penggunaan masker mungkin akan terus berlanjut dan menjadi sebuah norma sosial meski vaksin sudah didistribusikan. Salah satu alasannya, orang-orang yang sudah dan belum mendapatkan vaksin akan sulit dibedakan.
"Sebelum vaksin tersedia secara luas dan kasus mengalami penurunan akibat cakupan vaksin yang tinggi, kita akan terus menggunakan masker," kata Shan.