Jumat 27 Nov 2020 09:06 WIB

Orang yang tidak Makan Daging Lebih Berisiko Patah Tulang

Pelaku diet vegetarian, vegan, dan pescatarian lebih berisiko patah tulang.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Daging sapi. Ada kelompok pelaku diet yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami patah tulang.
Foto: Flickr
Daging sapi. Ada kelompok pelaku diet yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami patah tulang.

REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD -- Orang yang memilih untuk tidak makan daging memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi daripada pemakan daging. Hal tersebut terbukti dalam studi terkini yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Oxford, Inggris.

Pelaku diet apa saja yang tak makan daging? Vegetarian tidak memakan segala daging hewan, tetapi masih mengonsumsi telur dan produk susu. Sementara, vegan sama sekali tidak makan produk hewani seperti susu dan telur.

Baca Juga

Ada juga pescatarian, yang hanya makan sumber makanan nabati dan memasukkan makanan laut sebagai satu-satunya sumber hewani dalam pola makan. Ketiga kelompok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami patah tulang.

Untuk mencapai kesimpulan ini, para peneliti mempelajari sekitar 54.858 orang dengan usia rata-rata 50 tahun. Para partisipan diteliti antara 1993 dan 2001, dikategorikan ke dalam empat kelompok berbeda.

Dari semua jumlah itu, pemakan daging sebanyak 29.380 orang, pemakan ikan 8.037 orang, vegetarian 15.499 orang, dan vegan 1.982 orang. Temuan telah dipublikasikan secara meluas lewat BMC Medicine.

 

Peserta mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan tentang diet, kebiasaan merokok, minum alkohol, konsumsi suplemen makanan, dan lainnya. Selama periode rata-rata 17,6 tahun, tercatat lebih dari 3.900 laporan kasus patah tulang.

Hasil akhirnya, vegetarian memiliki sekitar sembilan persen peningkatan risiko patah tulang jika dibandingkan dengan pemakan daging. Sementara, kelompok vegan memiliki peningkatan risiko sebesar 43 persen.

Khusus untuk jenis patah tulang pinggul, vegan memiliki risiko 2,3 kali lebih tinggi untuk jenis patah tulang ini jika dibandingkan dengan pemakan daging. Sementara itu, vegetarian dan pemakan ikan 25 persen lebih berisiko.

Dengan menyesuaikan asupan kalsium dan protein, para peneliti menetapkan bahwa pemakan non-daging masih berisiko tinggi. Meskipun, risiko tersebut sedikit menurun ketika faktor-faktor itu diperhitungkan.

 

Baik vegan, vegetarian, dan pescatarian juga ditemukan memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pemakan daging. Hal tersebut sangat mungkin berkontribusi pada peningkatan risiko.

"Penelitian sebelumnya melaporkan hubungan terbalik antara BMI dan beberapa jenis patah tulang, terutama patah tulang pinggul. Mungkin karena bantalan terhadap kekuatan benturan selama jatuh atau kekuatan tulang serta peningkatan beban,'' tulis para peneliti.

 

Mereka menyebut riset itu sebagai studi prospektif pertama yang mengaitkan diet dan patah tulang. Butuh penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan kaitan diet dan kesehatan tulang, dikutip dari laman Fox News, Kamis (26/11).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement