Sabtu 14 Nov 2020 13:46 WIB

Tip Bahagia Mengajar dari Rumah Selama Pandemi

Guru harus mulai pembelajaran dengan sikap positif.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Anak-anak belajar bersama relawan di Barak Pengungsian Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (9/11). Meski di pengungsian, anak-anak Kalitengah Lor harus tetap belajar dan mengerjakan tugas secara daring. Anak-anak termasuk penduduk rentan harus mengungsi imbas kenaikan status Siaga Gunung Merapi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anak-anak belajar bersama relawan di Barak Pengungsian Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Senin (9/11). Meski di pengungsian, anak-anak Kalitengah Lor harus tetap belajar dan mengerjakan tugas secara daring. Anak-anak termasuk penduduk rentan harus mengungsi imbas kenaikan status Siaga Gunung Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Managing Director HDI Management Centre Yogyakarta, HD Iriyanto, mengatakan guru-guru harus bisa membuat pelajaran yang rumit jadi materi yang sederhana. Sebab, perubahan kecil itu bisa hadirkan kebahagiaan bagi anak didik.

"Tugas guru menjadikan yang rumit jadi sederhana, itu membuat murid bahagia. Soal yang baik, soal yang berkualitas, soal yang bisa dikerjakan murid dengan baik," kata Iriyanto dalam Online Talk Show Republika dan Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, Jumat (13/11).

Baca Juga

Ia menekankan, soal yang dibuat sederhana itu akan membantu anak didik percaya diri mengerjakannya. Iriyanto mengingatkan, jangan sampai guru mempersulit anak didik, tapi sederhanakan agar muncul kepercayaan diri anak didik mengerjakannya.

Iriyanto membagikan lima tips bahagia mengajar dari rumah selama pandemi masih berlangsung. Pertama, pengajaran yang menyenangkan harus disesuaikan dengan cara otak bekerja agar efektif, sebab guru dan siswa harus merasa nyaman secara fisik.

Untuk itu, guru harus memulai pembelajaran dengan sikap positif untuk menguasai pusat emosi otak. Jika bisa, otak dapat bekerja dengan baik dan sesuatu yang sering diulang membentuk jalur khusus di otak, jadi memori jangka panjang.

Kedua, aktifkan panca indera. Mulai dari mengaktifkan auditorial, mengaktifkan visual sampai mengaktifkan kinestestis. Semua perlu diaktifkan karena saat semua panca indera itu aktif anak didik akan senang, seperti saat mereka bermain gim.

"Kenapa anak-anak senang bermain gim karena ada suaranya, ada visualnya, dan ada kinestetiknya. Ketika kita berlakukan dalam proses pembelajaran, maka murid akan senang," ujar Inspirator Metamorphosis tersebut.

Ketiga, pengajaran harus bersifat interaktif, tidak boleh searah. Maka itu, saat waktu longgar bangun interaksi langsung dan guru harus antusias saat mengajar, jadi intonasi suara perlu diatur agar tidak datar karena anak didik mudah bosan.

Keemmpat, hadirkan Ambak, sehingga materi-materi pengajaran harus informatif, solutif dan mampu mengembangkan anak didik. Terakhir, materi pengajaran harus mengandung unsur reaktif atau menghibur, jadi anak didik bisa ikut terhibur.

"Segala hal-hal baru dan kekinian sampaikan kepada anak-anak, maka jadi menarik karena kekinian. Lalu, pembelajaran itu harus memberikan solusi, jadi saat anak mengikuti pembelajaran maka ikut berkembang," kata Iriyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement