REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Memakai masker merupakan tindakan yang wajib dilakukan saat aktivitas di luar rumah pada masa pandemi Covid-19. Namun, penggunaan masker yang terlalu sering bisa memunculkan persoalan mask acne (maskne) bagi sebagian orang.
Dermatolog Universitas Gadjah Mada, dr. Fajar Wakito, mengatakan bahwa memakai masker dalam waktu lama memang bisa memicu munculnya jerawat. Sebab, menggunakan masker mengakibatkan trauma fisik di permukaan kulit, seperti gesekan, gosokan, dan tekanan kepada kulit wajah.
Trauma fisik permukaan kulit wajah akibat memakai masker memicu radang kelenjar penyebab jerawat, membentuk lesi jerawat yang meradang di wajah. Memakai masker juga membuat panas dan lembap sekitar kulit dari bernafas, bicara dan keringat.
"Itu juga jadi faktor yang berkontribusi timbulnya jerawat di area wajah. Jadi, gesekan, gosokan, tekanan dan panas ditambah kondisi lembap menyebabkan jerawat di area kulit wajah yang tertutup atau sekitar masker," kata Fajar, Selasa (3/11).
Kepala Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada ini menjelaskan, jenis masker berpengaruh pula ke munculnya maskne. Misalnya, masker kesehatan dengan tekstur kasar dan tidak mudah menyerap keringat bisa membuat jerawat meradang.
Meski begitu, kasus maskne pada pengguna masker medis tidak terlalu banyak. Sebab, masker dari kain lebih nyaman untuk bernapas, sehingga orang cenderung memakainya lebih lama dan kemungkinan jadi jerawat lebih besar dari masker medis.
"Selain itu, tali dalam masker kain kurang terukur, sehingga ada kemungkinan diikatkan terlalu ketat mengakibatkan gesekan berlebih di wajah," ujar Fajar.
Untuk meminimalisir atau mencegah muncul maupun memperburuk jerawat akibat sering memakai masker, Fajar mengimbau untuk menjaga kebersihan masker dengan mengganti masker. Termasuk, jika sudah terasa lembap, panas, maupun nyeri di kulit wajah.
Cuci masker kain sampai bersih, usahakan tidak menggunakan pewangi pakaian karena bersifat mengiritasi. Meski begitu, Fajar berpendapat, penggunaan pewangi pakaian itu masih jauh lebih aman dibanding menggunakan pewangi yang disemprot atau dioles.
"Pewangi pakaian yang disemprot atau dioles langsung ke masker mengandung alkohol penyebab alergi atau iritasi," kata Fajar.
Lalu, rajin bersihkan wajah usai memakai masker. Bersihkan wajah dilakukan dengan sabun secukupnya, disesuaikan jenis kulit masing-masing. Bila memiliki kulit yang cenderung kering disarankan memakai produk mengandung pelembap dan hipoalergenik.
"Jangan menggosok terlalu kuat dan hindari memakai air hangat karena bisa melarutkan lemak permukaan kulit. Upayakan jangan sampai kulit terasa ketat atau kencang karena ini jadi salah satu tanda kulit mulai kering," ujar Fajar.
Oleskan pelembap agar kulit wajah tetap terhidrasi dan pilih pelembap sesuai jenis kulit. Bagi kulit sensitif atau bermasalah dianjurkan memakai pelembap bersifat hipoalergenik mencegah munculnya reaksi alergi kulit.
Kemudian, gunakan tabir surya untuk lindungi kulit wajah dari sinar UV dan pilih jenis sesuai aktivitas sehari-hari. Fajar menyarankan penggunaan tabir surya yang baik yang mengandung SPF minimal 30 persen, PPA ++, ringan, dan bebas minyak.
Hindari menggunakan make up atau riasan tebal karena bisa menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat. Jika hari-hari biasa, usahakan riasan biasa untuk rawat wajah dan jika memang harus memakai riasan tebal sesegera mungkin dibersihkan.
"Bersihkan agar kandungan minyak di dalamnya tidak menutup pori-pori yang menyebabkan timbulnya jerawat," kata Fajar.