REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Aktris legendaris Sophia Loren akan kembali berakting dengan membintangi film The Life Ahead yang tayang di Netflix. Film ini merupakan adaptasi kontemporer dari La vie devant soi, sebuah novel karya Romain Gary yang diterbitkan dengan nama samaran Émile Ajar yang berkisah tentang penyintas Holocaust, Madame Rosa.
Holocaust adalah peristiwa pembantaian terhadap enam juta etnis Yahudi oleh pasukan Nazi dan kolaboratornya secara sistematis dan birokratis. Dalam film ini, Loren akan beradu akting dengan Ibrahima Gueye yang berperan sebagai Momo, bocah imigran yang akan menjadi begitu dekat dengannya.
Terlepas dari perbedaan usia dan budaya yang berbeda, keduanya menjalin ikatan yang luar biasa, membuka dimensi masa lalu Madame Rosa serta kehidupannya yang lambat menuju demensia. The Life Ahead akan disutradarai oleh Edoardo Ponti, putra Loren.
Pada 2014, ibu dan anak itu juga berkolaborasi di film The Human Voice. Loren sebagai aktrisnya dan Ponti yang menyutradarai.
Aktris berusia 86 tahun yang tinggal di Jenewa itu mendeskripsikan adegan favoritnya di film. Ia mengungkap bahwa adegan favoritnya adalah ketika berada di loteng gedung untuk melipat cucian sambil berbagi cerita dengan tetangga. Itulah kenangan istimewa ketika menjalani karakter ibu rumah tangga di film The Life Ahead.
“Salah satu adegan penting itu ketika Madame Rosa di atap gedung. Itu adalah pertama kalinya saya berada di atap dalam waktu yang sangat lama. Sekarang itu menjadi kenangan terbaik,” kata Loren seperti dikutip dari laman Variety, Selasa (3/11).
“Tidak bisa saya pungkiri, saya khawatir saat itu, tapi di sisi saya ada sutradara yang sangat saya cintai dan percaya. Hari itu saya merasa benar-benar terberkati,” kata peraih Academy Award untuk aktris terbaik di film Two Women tersebut.
Ponti pertama kali bekerja sama dengan ibunya ketika dia baru berusia 11 tahun. Kala itu, ia berperan sebagai anak tunanetra dalam film Aurora tahun 1984. Setelah itu, Ponti mengaku tidak terlalu ingin mendalami akting dan lebih suka berada di belakang layar sebagai sutradara.
“Saya selalu tertarik dengan cerita. Saya mengerti bahwa untuk menjadi sutradara, saya harus tahu bagaimana rasanya berada di depan kamera. Setelah Anda selesai melakukannya, Anda tahu cara berbicara dengan aktor. Anda memahami apa yang berguna dan apa yang sama sekali tidak perlu,” ungkap Ponti.
Sekarang, saat karier Loren memasuki dekade kedelapan, dia jauh lebih selektif memilih proyek filmnya. Dalam hal ini, putranya memiliki keuntungan tersendiri karena bisa memberi ruang istimewa kepada ibunya.
“Saya pikir jika dia harus tampil di depan kamera lagi, itu harus menjadi peran yang tidak bisa dilewatkan atau sutradara yang dia ingin bekerja dengannya,” kata Ponti.
Pemenang Prix Goncourt bergengsi sastra Perancis, La vie devant soi sebelumnya diadaptasi untuk layar pada tahun 1977 dengan judul Madame Rosa. Simone Signoret terpilih sebagai pemeran utamanya. Ceritanya yang sentimental itu memenangkan penghargaan Oscar untuk film berbahasa asing.