Sabtu 10 Oct 2020 05:02 WIB

Mengandung di Usia Matang Bisa Buat Ibu Berumur Panjang

Kaitan antara mengandung dan melahirkan dengan usia diketahui dari telomer.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Kaitan antara mengandung dan melahirkan dengan usia diketahui dari telomer (Foto: ilustrasi hamil)
Foto: Pixabay
Kaitan antara mengandung dan melahirkan dengan usia diketahui dari telomer (Foto: ilustrasi hamil)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan yang mengandung pada usia yang lebih matang bisa memengaruhi panjang masa harapan hidup. Menurut penelitian terbaru, pengukuran proyeksi usia seorang perempuan dapat diukur setelah kelahiran anaknya yang terakhir.

Temuan ilmiah tersebut telah terbit di jurnal akademis Menopause besutan The North American Menopause Society (NAMS), Rabu (7/10). Kaitan antara mengandung dan melahirkan dengan usia diketahui dari telomer.

Baca Juga

Telomer adalah bagian paling ujung dari DNA linear yang selalu berulang-ulang. Berdasarkan studi, usia seorang perempuan saat terakhir kali melahirkan dapat memengaruhi panjang telomer, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan jangka panjang.

Sejauh ini, telomer telah terbukti memiliki peranan penting untuk menjaga stabilitas genom tiap sel. Seiring dengan bertambahnya umur dan terjadinya proses penuaan, telomer juga memendek sehingga gagal melindungi DNA dari kerusakan.

Penelitian sebelumnya membuktikan telomer yang lebih panjang menandakan kesehatan jangka panjang. Sebaliknya, telomer pendek menandakan kondisi kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, kondisi neurologis, dan beberapa jenis kanker.

Studi terbaru yang diulas menambahkan bahwa usia perempuan saat melahirkan anak terakhirnya secara positif terkait dengan panjang telomer. Artinya, ibu yang melahirkan anaknya pada usia matang cenderung memiliki telomer lebih panjang.

Lebih khusus lagi, efeknya terjadi pada panjang telomer leukosit. Penelitian melibatkan 1.200 perempuan dalam masa perimenopause (transisi menuju menopause) dan pascamenopause dari berbagai etnis dan latar belakang.

"Tidak seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini mempertimbangkan faktor sosiodemografi yang terkait dengan pola melahirkan dan keputusan kesehatan," ujar peneliti lewat pernyataan resminya, dikutip dari Fox News, Jumat (9/10).

Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk penjelasan mendalam. Stephanie Faubion, direktur medis NAMS yang berpusat di Pepper Pike, Ohio Amerika Serikat, mengatakan masih ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab.

Terlebih, penemuan itu juga bisa menunjukkan hasil yang terbatas. Para pesertanya hanya mencakup perempuan yang memiliki satu atau dua kelahiran hidup atau mereka yang menggunakan alat kontrasepsi secara lisan.

"Apakah usia ibu yang lebih tua saat terakhir melahirkan menyebabkan telomer memanjang, atau apakah panjang telomer berfungsi sebagai proksi untuk kesehatan umum dan sesuai dengan kemampuan ibu memiliki anak di usia lebih tua?" tanya Faubion.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement