REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengusaha mengatakan telah mengambil berbagai alternatif usaha untuk tetap dapat memperoleh pemasukan di tengah pandemi Covid-19. Usaha berbasis daring yang digulirkan cukup beragam, mulai dari kue kering hingga minuman jahe atau empon-empon.
"Yang pasti kami lebih push di industri daringnya," kata pengusaha kuliner Christoper Sebastian dalam acara bincang-bincang bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Christoper mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 usahanya juga sangat terpukul hingga omzetnya turun sampai hampir 70 persen di semua merek industri kuliner miliknya. Meski demikian, Christoper terus mencari cara agar usahanya tersebut bisa tetap memperoleh pemasukan, meski nilainya tidak mencapai pendapatan yang diperoleh pada hari biasa sebelum ada Covid-19.
"Kalau strategi, kami mau enggak mau harus ada strategi, karena dengan adanya strategi pun juga masih susah. Dengan kondisi saat ini, terutama sekarang ini ada PSBB lagi, yang pasti kami lebih push di industri online," katanya.
Christoper juga mencoba memberikan diskon semaksimal mungkin agar menarik minat pelanggan untuk membeli. Selain itu, Christoper juga mencoba memproduksi makanan beku bagi pelanggan yang ingin menikmati produk makanannya di rumah.
"Produk frozen food ini untuk teman-teman atau konsumen yang ingin menikmati makanan-makanan kami, tapi masih bisa disimpan dalam beberapa jangka waktu dalam beberapa hari," ujarnya.
Selain Christoper, pengusaha kue kering Jodi Janitra juga mengaku pendapatannya turun drastis akibat pandemi Covid-19. Saat Lebaran, dampaknya sangat terasa.
"Penjualan kami hanya sekitar enggak sampai 50 persen dari biasanya," kata Jodi.
Namun demikian, Jodi mencoba mencari celah usaha dari krisis yang juga telah melumpuhkan usahanya itu. Ia mengatakan, strateginya adalah dengan memanfaatkan rempah-rempah jahe, yang sangat populer dengan manfaatnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh di tengah pandemi Covid-19, sebagai salah satu bahan utama produk kue kering buatannya.
"Jadi pas awal-awal di April, kami bikin inovasi sedikit. Misalnya cookies empon-empon karena mungkin ada beberapa yang enggak terlalu suka jamu. Nah, kami munculin alternatifnya," kata Jodi.
Dengan produk baru hasil inovasinya itu, Jodi mengaku bisa meraup keuntungan yang cukup banyak sehingga usahanya bisa terus berlanjut.