Sabtu 03 Oct 2020 15:41 WIB

Peneliti : Bayi Bisa Terkena Asma Jika Konsumsi Susu Formula

Bayi yang mengkonsumsi susu formula 18 persen lebih berisiko terkena asma

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Gita Amanda
Bayi yang mengkonsumsi susu formula lebih berisiko terkena asma.
Foto: pixabay
Bayi yang mengkonsumsi susu formula lebih berisiko terkena asma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian JAMA Network Open mengatakan bayi yang menerima susu formula berbasis susu sapi selain ASI, hampir dua kali lebih mungkin untuk terkena penyakit asma. Menurutnya, diantara bayi yang mengkonsumsi susu formula sebagai suplemen untuk menyusui sejak lahir hingga lima bulan, 18 persen terkena penyakit asma.

Sebaliknya, hanya 10 persen bayi yang hanya disusui serta mereka yang menerima ASI dan formula elemen berbasis asam amino. Selama beberapa bulan pertama kehidupan mereka mengalami masalah pernapasan.

"Menyusui selama tiga hari pertama atau lebih. Tampaknya menurunkan risiko asma pada anak kecil dibandingkan dengan menyusui ditambah sedikit susu formula dari hari pertama ia lahir," kata peneliti dari Jikei University School of Medicine di Tokyo dilansir dari Upi.com, Sabtu (3/10).

Kemudian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dan Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan menyusui bayi setidaknya selama enam bulan setelah lahir. Namun, tidak semua wanita dapat menyusui karena berbagai alasan dan dalam kasus ini susu formula yang diperkaya zat besi itu direkomendasikan.

Untuk penelitian ini, peneliti memantau kesehatan 302 bayi hingga ulang tahun keduanya. Dari 151 yang tidak menerima susu formula berbasis susu sapi, 15 atau 10 persen mengembangkan asma dibandingkan dengan 27 atau 18 persen dari mereka yang tidak mengonsumsi susu sapi.

Di antara bayi dengan tingkat vitamin D di atas rata-rata pada usia lima bulan, asma  berkembang pada 25 persen dari mereka yang menerima susu sapi dibandingkan dengan enam persen dari mereka yang tidak. Meskipun para peneliti tidak menyelidiki mengapa perbedaan ini terjadi, mereka menyarankan bahwa ASI mungkin mengandung nutrisi tertentu yang meningkatkan sistem kekebalan dan bakteri usus bayi.

"Namun, mekanisme ini pada dasarnya tetap tidak diketahui dan penelitian lebih lanjut akan diperlukan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement