Ahad 27 Sep 2020 17:46 WIB

4 Cara Agar Anak Remaja Terbuka Kepada Orang Tua

Beri anak Anda waktu dan ruang, serta dengarkan apa yang mereka rasakan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Orang tua dan anak remaja (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Orang tua dan anak remaja (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pada masa remaja terjadi proses perkembangan fisik yang pesat. Anak juga mengalami perubahan emosional dalam bentuk perasaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Ini tidak hanya bisa menjadi waktu yang membingungkan dan melelahkan bagi para remaja, tetapi juga menyenangkan sekaligus membuat frustrasi orang tua.

Orang tua sering kesulitan mengartikan perkembangan remaja.

Namun jangan khawatir. Ada beberapa kiat mengajak dan membuat remaja mau berbicara sekaligus terbuka kepada orang tua seperti dilansir di Times of India, Ahad (27/9):

1. Menjadi pendengar yang baik

Jadilah pendengar yang baik. Saran ini terdengar sangat mudah, tetapi menjadi pendengar yang baik juga berarti mendengarkan tanpa bermaksud menjawab atau menggurui anak.

Jadi, daripada memberi tahu anak remaja tentang apa yang mereka lakukan salah atau tidak, pastikan beri mereka waktu dan ruang, serta dengarkan apa yang mereka rasakan. Anda kemudian dapat menawarkan masukan dan mengajukan pertanyaan seperti, "Jadi, bagaimana kami dapat membuatnya lebih baik?".  Yakinkan mereka bahwa orang tua benar-benar mendengarkan dan tidak mencoba memperbaiki masalah atau menilai anak karena membuat pilihan tertentu.

2. Gunakan anekdot

Alih-alih melukiskan gambaran bahwa orang tua adalah adalah orang yang tidak pernah membuat kesalahan, lebih baik berbagi anekdot masa kecil yang menarik. Ini akan membantu hubungan orang tua tumbuh dan meyakinkan anak remaja bahwa dia dapat mempercayai Anda.

3. Manfaatkan peluang

Untuk para orang tua, jangan menunggu naik mobil ke sekolah atau makan malam bersama untuk membangun percakapan. Jika anak remaja terbuka kepada Anda tentang sesuatu, manfaatkan momen tersebut. Cobalah untuk berhenti sejenak pada segala hal jika mungkin untuk membangun fondasi komunikasi yang kokoh.

4. Kesampingkan pertanyaan

Meskipun Anda tergoda untuk bertanya tentang apa, di mana, dan mengapa selama percakapan, disarankan untuk memberi jeda. Hal ini mengingat ketakutan anak remaja untuk dihakimi. Pertanyaan Anda mungkin bisa menjadi jalan buntu untuk percakapan.

Sebaiknya, dengarkan apa yang dikatakan anak. Pertanyaan bisa disimpan untuk lain waktu. Biarkan anak berbicara. Ini saat Anda mendengarkan dengan tenang tanpa menghakimi atau bertanya terlebih dulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement