Senin 28 Sep 2020 01:44 WIB

6 Jenis Alat Kontrasepsi Hormonal

Ada enam jenis alat kontrasepsi hormonal yang bisa dipilih pasangan suami istri.

Alat kontrasepsi pil hormonal (Ilustrasi). Selain pil, masih ada beberapa alternatif lainnya dalam jajaran alat kontrasepsi hormonal.
Foto: Sciencealert
Alat kontrasepsi pil hormonal (Ilustrasi). Selain pil, masih ada beberapa alternatif lainnya dalam jajaran alat kontrasepsi hormonal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak sedikit pasangan suami istri yang belum memahami jenis-jenis alat kontrasepsi. Padahal, mengenalinya satu per satu dapat membantu menemukan yang paling cocok untuk diadopsi.

Ada beberapa jenis kontrasepsi yang dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan. Dalam rangka merayakan Hari Kontrasepsi Sedunia, mari kenali beberapa bentuk alat kontrasepsi hormonal, menurut NHS (National Health Service), Sabtu.

Baca Juga

1. Pil hormonal

Ada dua bentuk pil kontrasepsi hormonal yang bisa diminum untuk mencegah kehamilan. Pertama adalah pil kontrasepsi hormonal gabungan atau yang dikenal dengan pil kontrasepsi biasa dan pil progestogen.

Pil biasa bekerja untuk mencegah sperma mencapai sel telur dan membuahinya. Pil ini mencegah kehamilan dengan tiga cara, menghentikan pelepasan telur dari ovarium, membuat sperma sulit mencapai sel telur, dan membuat lapisan rahim lebih tipis sehingga telur yang dibuahi tidak dapat ditanamkan.

Sebaliknya, pil progestogen hanya mengandung hormon progestogen. Pil ini mencegah kehamilan dengan mengentalkan lendir dari serviks Anda, sehingga menyulitkan sperma untuk bergerak dan mencapai sel telur.

Penggunaan pil hormonal dapat menyebabkan efek samping tertentu seperti sakit kepala, nyeri pada payudara, mual dan perubahan suasana hati. Sedangkan pil progesteron membuat menstruasi tidak teratur.

Yang harus diketahui adalah bahwa kedua pil ini tidak dapat melindungi dari infeksi menular.

2. Patch kontrasepsi

Patch atau koyo kontrasepsi adalah bentuk kontrasepsi hormonal lainnya, yang melepaskan hormon ke dalam aliran darah melalui koyo yang ditempelkan pada kulit yang kering dan bersih. Koyo ini mampu bertahan selama satu minggu dan Anda harus menggantinya setiap pekan selama tiga pekan berturut-turut lalu libur seminggu tanpa koyo.

3. Cincin vagina

Cincin kontrasepsi vagina, yang berdiameter sekitar 5,5 cm dan ketebalan 4 mm, adalah cincin plastik yang lembut dan lentur yang ditempatkan di dalam vagina. Dengan cara kerja yang mirip dengan kombinasi pil dan koyo kontrasepsi, cincin tersebut melepaskan hormon estrogen dan progestogen ke dalam aliran darah, yang pada gilirannya mencegah ovulasi.

4. Spiral hormonal

Spiral hormonal atau IUS (sistem intra-rahim) melepaskan hormon progestogen. IUS 99 persen efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat dibiarkan selama lima sampai tujuh tahun.

5. Suntikan kontrasepsi

Injeksi Depo-Provera adalah yang paling banyak digunakan di Inggris, dan bertahan selama 13 pekan. Suntikan melepaskan hormon progestogen ke dalam aliran darah dan dapat digunakan kapan saja selama siklus menstruasi, selama orang yang disuntik tidak hamil.

Suntikan kontrasepsi dapat menyebabkan efek samping tertentu, seperti haid tidak teratur atau haid berhenti sama sekali, sakit kepala, jerawat, dan perubahan suasana hati.

6. Implan kontrasepsi

Implan kontrasepsi adalah batang kecil yang terbuat dari plastik yang ditempatkan di bawah kulit di lengan atas oleh dokter atau perawat. Ini dilakukan untuk menghentikan ovulasi, menebalkan lendir di sekitar serviks, yang membuat sperma lebih sulit untuk melewatinya dan dengan membuat lapisan rahim lebih tipis sehingga telur yang dibuahi kecil kemungkinannya untuk ditanamkan.

Jenis kontrasepsi ini 99 persen efektif mencegah kehamilan, meski tidak melindungi dari infeksi seksual menular. Efek samping yang didapat termasuk sakit kepala, mual dan perubahan suasana hati, dan menstruasi yang tidak teratur atau tidak sama sekali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement