REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup idola K-pop jebolan ajang I-LAND, ENHYPEN, menjadi korban perlakuan tak menyenangkan dari sekelompok orang yang diduga sebagai penggemar saat berada di Bandara Gimpo, Seoul, pada Sabtu (26/9). Laman Soompi melaporkan, saat itu para personel ENHYPEN yang baru tiba dari Pulau Jeju tiba-tiba didekati orang-orang yang berusaha mengambil foto, bahkan menghalangi pergerakan mereka.
Menurut laporan dari outlet media dan penggemar Korea Selatan, anggota ENHYPEN terdorong. Ni-ki sempat terpisah dari rombongan, sementara Jake terlihat menangis setelah jatuh dan dikerumuni massa.
Penggemar Sasaeng (obesesif pada idola) juga dikabarkan naik ke pesawat yang sama dengan ENHYPEN setelah mengetahui informasi tiket mereka. Tak lama, tagar #ProtectENHYPEN digaungkan dan penggemar meminta label grup BELIFT untuk meningkatkan keamanan pada artis mereka.
Pihak BELIFT lalu menanggapi terkait insiden ini dengan merilis pernyataan berisi pedoman etiket penggemar. Dalam pedoman etiket penggemar yang diunggah di laman Weverse, BELIFT menyatakan penggemar dilarang mengunjungi lokasi pribadi, menguntit artis, menjual atau membeli informasi pribadi artis.
Mereka juga tak boleh mengambil foto atau video tanpa izin, mengganggu jadwal artis, dan memberikan identitas palsu untuk lari dari hukum. Contoh spesifik perilaku yang dilarang termasuk mengunjungi lokasi kerja artis yang belum dipublikasikan; mengunjungi ruang pribadi seperti kantor perusahaan, studio latihan, dan asrama artis; memperoleh informasi pribadi, termasuk informasi penerbangan.
Perilaku lainnya yang juga dilarang, termasuk menguntit artis dan anggota keluarganya; merekam artis di ruang pribadi; menolak untuk mematuhi instruksi dari staf agensi; menghalangi seniman untuk bekerja atau memasuki kendaraan mereka; dan mengikuti mereka dengan kendaraan. ENHYPEN baru terbentuk pada 18 September lalu melalui ajang kompetisi I-LAND, bahkan belum melakukan debutnya di industri musik K-pop.