REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi covid-19. Berdasarkan data dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) pada 2020, jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun sebesar 44 persen selama pandemi jika dibandingkan tahun lalu.
Sementara di Indonesia, dampak pandemi mengakibatkan terjadinya penurunan devisa. Bank Indonesia mencatat bahwa devisa pariwisata saat pandemi turun hingga 97 persen yoy (year on year) dari 1.119 juta dolar AS hanya ke 31 juta dolar AS.
Di samping itu, setidaknya 1,7 juta orang dari total 13 juta orang pekerja di sektor pariwisata terkena imbasnya. Sebanyak 1,4 juta pekerja dirumahkan sementara sekitar 300 ribu pekerja lainnya terdampak ekonomi.
Menurunnya pertumbuhan pariwisata menjadi alarm bagi pemerintah. Terlebih, sektor ini berkontribusi terhadap ekonomi negara. Tak hanya berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja nasional sebesar 10,28 persen, sektor pariwisata juga turut menyumbang Pendapatan Domestik Bruto sebesar 5,25 persen (2018).
Sebagai upaya membangkitkan geliat pariwisata yang sedang lesu khususnya pasca pandemi, Kiad Media Kreatif menggelar Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Indonesia (FTNTWA) – online didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian terkait lainnya.
Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Indonesia 2020 akan digelar secara virtual selama 3 hari yakni dari 24-26 September 2020. Tahun ini menjadi rangkaian event yang keempat setelah pada tahun-tahun sebelumnya sukses digelar di Banyuwangi, Yogyakarta dan Bali. Sebanyak 17 taman nasional dan taman wisata alam siap berpartisipasi menyuguhkan beragam informasi dalam bentuk film, booklet, program-program talkshow, travel mart dan virtual trip yang menarik dan menyegarkan pikiran.
“FTNTWA 2020 – online hadir untuk mengakomodir minat masyarakat dalam berwisata pada masa pandemi dengan model ekowisata yang digadang-gadang bakal menjadi tren pariwisata era kenormalan baru. Melalui acara ini, masyarakat tak hanya dapat mengakses beragam informasi tentang taman wisata alam saja, namun juga dapat merasakan sensasi bagaimana serunya berpetualang di berbagai taman nasional dan taman wisata alam di Indonesia,” papar Dyan Syah, Event Coordinator KIAD Media Kreatif yang sekaligus juga inisiator FTNTWA.
Ekowisata, tren wisata paska pandemi
Mengangkat tema “Ekowisata yang Berkelanjutan (Sustainable Ecotourism)”, menurut Dyan diharapkan masyarakat dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam berwisata.
Pandemi menciptakan tren wisata yang lebih berkualitas tentang sebuah gerakan kepedulian terhadap pelestarian alam, kualitas dan keamanan air, pengendalian sampah, konservasi energi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Direktur Pemanfaatan Jasa LIngkungan Hutan Konservasi, Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nandang Prihadi mengatakan, ekowisata adalah potential winner pada masa kenormalan baru. Oleh karena itu pemerintah akan berfokus pada jenis wisata ini dan menerapkan strategi 3C yakni Community, Commodity dan Conservation for human healing untuk mengembangkannya.
Dalam FTNTWA 2020, peserta dapat mengikuti 4 rangkaian event sekaligus yaitu Virtual Exhibition, Travel Mart, Talkshow dan Virtual Trip. Melalui rangkaian acara ini, diharapkan para milenial yang merupakan target utama industri pariwisata saat ini memiliki gambaran dan inspirasi tentang aktivitas ekowisata di taman nasional dan taman wisata alam yang dikemas kekinian. FTNTWA 2020 terbuka untuk umum dan gratis. Caranya, cukup mendaftar di festivaltamannasionaltwa.com