Jumat 18 Sep 2020 10:25 WIB

Pakar tidak Sarankan Pakai Masker Scuba, Mengapa?

Pakar kesehatan belum lama ini tidak merekomendasikan pemakaian masker scuba.

Pakar kesehatan belum lama ini tidak merekomendasikan pemakaian masker scuba (Foto: Aneka masker scuba dengan motif tokoh kartun)
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pakar kesehatan belum lama ini tidak merekomendasikan pemakaian masker scuba (Foto: Aneka masker scuba dengan motif tokoh kartun)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan belakangan ini tidak merekomendasikan masyarakat mengenakan masker dari bahan scuba. Pasalnya, masker jenis ini diklaim tidak memberikan perlindungan terhadap penularan virus penyebab Covid-19.

Praktisi klinik sekaligus relawan Covid-19, dr Muhamad Fajri Adda'i, mengatakan, masker scuba dibuat dari bahan tipis yang elastis. Masker ini hanya terdiri atas satu lapisan kain dan kecenderungan menjadi longgar.

Baca Juga

"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya," kata Fajri, Jumat (18/9).

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengungkapkan, masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus penyebab Covid-19 menembus. Merujuk pada penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano belum lama ini, Fajri mengungkapkan, kemampuan electrostatic atau menyaring partikel-partikel yang lebih kecil menjadi poin penting di sini.

Bahan sutra atau silk empat lapis bisa menyaring banyak partikel, diikuti chiffon yang merupakan gabungan 90 persen poliester dan 10 persen spandeks. Kemudian, flanel yang terdiri atas 65 persen katun dan 35 persen poliester.

Terkait ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Satgas Covid-19 merekomendasikan kain tiga lapis, yakni lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk menyaring, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan seperti poliester. Penelitian dari Universitas Illinois menemukan, tiga lapis kain 100 persen katun sama protektifnya seperti masker bedah atau medis.

Walau begitu, menurut Fajri, katun cult dua lapis sebenarnya sudah memberikan perlindungan. Jenis katun ini memiliki kerapatan 180 benang per inci dengan ketebalan 0,5 sentimeter.

"Cotton cult paling bagus untuk (menyaring) partikel besar dan lebih kecil, 180 thread per inci, ketebalannya setengah sentimeter," ujar dia yang tergabung dalam Junior Doctor Network Indonesia itu.

Bagi Anda yang sudah telanjur membeli masker scuba, Anda bisa melapisinya dengan dua lapis kain katun agar bisa lebih tebal.

"Memang belum ada sepertinya penelitian yg menguji kombinasi scuba dan katun dua lapis. Tetapi, setidaknya katun dua lapisnya yang akan memberikan proteksi utama. Jadi mungkin katun duluan (di depan baru scuba)," tutur Fajri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement