REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Penulis Stephenie Meyer menuangkan mimpinya tentang kisah vampir berubuh berkilau dan tinggal di hutan dalam salah satu serial buku dan film dewasa muda paling populer sepanjang masa berjudul Twilight. Setiap buku dalam seri juga diadaptasi menjadi film dengan empat sutradara berbeda.
Masing-masing sutradara memberikan pandangan mereka sendiri tentang cerita tersebut. Film-film itu cukup bagus dan berusaha menceritakan inti dalam buku.
Namun sama seperti film adaptasi dari buku lainnya, ada bagian tertentu yang harus dihilangkan karena berkaitan dengan durasi. Berikut beberapa kelebihan novel Twilight dibandingkan filmnya, begitu pula sebaliknya, seperti dilansir di Screen Rant, Rabu (16/9).
Kelebihan buku dibanding film:
1. Urutan waktu cerita
Film perdana Twilight sangat memadatkan waktu ketimbang di bukunya. Harusnya cerita dalam mengungkap satu peristiwa berkisah rentang waktu selama lima bulan, namun di film hanya berlangsung tiga bulan. Perubahan ini masuk akal, mengingat film hanya memiliki durasi dua jam.
Di buku, pembacanya dibuat ikut merasakan bagaimana kisah cinta Bella dan Edward dengan lebih detail. Dengan begitu, pembaca bisa melihat masing-masing karakter menunjukkan sikap mereka ketika saling jatuh cinta.
2. Karakter pendukung
Karakter keluarga Cullen, kawanan serigala, dan teman manusia Bella semuanya dijelaskan dengan lengkap di buku dibandingkan di film. Sekali lagi, jika ada perubahan itu dikarenakan durasi. Namun bila ingin melihat bagaimana Bella memutuskan untuk menjadi vampir, lebih baik dibaca di buku. Buku mengisahkan Bella melalui pengalamannya dengan karakter Twilight ini.
3. Kisah supernatural
Buku menceritakan makhluk vampir yang tak lekang oleh waktu, selalu terlihat cantik dan tampan, meski sudah berusia ratusan tahun. Namun yang menjadi kesulitan dalam film adalah karakter pemainnya yang terus menjadi tua dalam setiap film. Penata rias harus membuat mereka tetap tampak muda.
4. Hubungan cinta segitiga
Aktor Kristen Stewart, Robert Pattinson, dan Taylor Lautner memang menjalankan perannya sangat baik dalam menghidupkan karakter Twilight. Namun cerita buku seringkali lebih unggul dalam hal karakterisasi dan pengembangan hubungan antara ketiganya. Di film lebih banyak dialog antara Bella dan Edward saja. Sementara di buku juga banyak dialog antara Bella dan Jacob yang membuat Jacob bisa tampak lebih layak dipilih.
5. Karakter Bella
Kristen Stewart sangat booming dan menjadi perbincangan saat memerankan karakter Bella Swan. Namun dalam buku Twilight, hampir seluruh kisah diceritakan dari sudut pandang Bella. Karena itu, membaca buku akan memberi tahu pembaca lebih banyak tentang pribadi Bella perihal bagaimana dia dibesarkan, apa yang memotivasinya, dan bagaimana perasaannya pada saat tertentu.
Berikut ini kelebihan film Twilight dibandingkan bukunya:
1. Musik
Salah satu kelebihan terbaik dari film Twilight adalah soundtrack-nya. Film pertama memiliki soundtrack alternatif dan menangkap getaran dalam film. Tentu saja, buku tidak disertai dengan komponen musik sehingga ini mungkin menjadi kelebihan yang tidak adil. Namun soundtrack Twilight benar-benar hebat dan ini adalah hasil lainnya dari membandingkan dua media berbeda dengan satu cerita.
2. Karakter Charlie
Charlie Swan adalah MVP Twilight Saga tanpa tanda jasa. Yang dia lakukan hanyalah mencintai putrinya dan mengurus urusannya sendiri. Penggambaran yang digambarkan Billy Burke, Charlie, adalah ayah yang paling tidak bermasalah sepanjang masa, membuat karakter tersebut dicintai seluruh penggemar Twilight. Burke dan penulis skenario Melissa Rosenberg benar-benar mengangkat karakter Charlie menjadi sesuatu yang istimewa.
3. Plot dari sisi vampir
Buku Twilight pertama diceritakan sepenuhnya dari sudut pandang Bella. Ancaman muncul ketika vampir nomaden James, Laurent, dan Victoria membubarkan pertandingan bisbol yang sangat intens, lalu mulai memburu Bella.
Namun di film, pengantarnya langsung outstanding karena memperkenalkan keluarga vampir di awal film. Ayah Bella yang juga kepala kepolisian, menyelidiki sebuah pembunuhan, hingga seorang teman di dekatnya meninggal akibat serangan vampir. Plot ini hanya ada di film dan sengaja dihadirkan untuk menambah rasa bahaya yang lebih besar bagi penonton karena penggemar melihat Bella memulai hubungannya dengan vampir.
4. Visual
Film yang didasarkan pada buku sering dinilai gagal karena kadang banyak bagian yang harus diubah atau dihilangkan sehingga sangat jauh dari sumber bukunya. Namun, sesuatu yang tidak sering dibicarakan tentang film adaptasi buku adalah bagaimana film dapat mengambil bagian halaman demi halaman dari sebuah novel. Lalu menggambarkan pemikiran dan sentimen dari halaman tersebut ke dalam sorotan kamera atau adegan dengan kalimat yang lebih baik. Visual dalam film Twilight mampu melakukan hal tersebut.
5. Aksi
Aksi tidak pernah benar-benar menjadi titik fokus Twilight. Film ini lebih kepada romansa dan dunia supernatural. Hanya ada sedikit aksi di dalam buku dan sebagian besar menggambarkan pelatihan untuk berkelahi yang hanya bisa dibayangkan pembaca.
Film memiliki keuntungan karena dapat menunjukkan hal itu. Aksi disisipkan ke dalam film demi memberikan sedikit ketegangan bagi penonton. Perubahan ini bekerja dengan baik untuk film sebagai contoh bahwa film tidak mesti selalu mengadaptasi dari buku 100 persen.