REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiara pernikahan Meghan Markle termasuk dalam cerita yang dibahas buku Finding Freedom: Harry and Meghan and the Making of A Modern Family. Dalam buku tersebut diungkapkan bahwa istri dari Pangeran Harry tersebut mendatangkan penata rambut pribadinya dari New York, Amerika Serikat ke London, Inggris beberapa hari sebelum hari pernikahan.
Penata rambut bernama Serge Normant itu didatangkan ke London untuk uji coba penataan gaya rambut yang akan digunakan Meghan di hari pernikahannya. Dalam sesi itu, Normant membutuhkan tiara yang akan digunakan Meghan saat hari pernikahan.
Akan tetapi, Meghan dan Serge tak bisa mendapatkan akses terhadap tiara tersebut sebelum hari pernikahan. Soalnya, tiara berharga milik Ratu Elizabeth II itu tak bisa sembarangan keluar-masuk dari tempat penyimpanan. Ada protokol yang harus ditaati untuk bisa mengakses tiara milik sang ratu.
"Harry sangat marah," ungkap penulis dalam buku tersebut, seperti dilansir laman News Australia.
Situasi seperti ini sebenarnya juga dialami oleh Kate Middleton sebelum menikah dengan Pangeran William. Akan tetapi, Kate memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan masalah.
Meski tak bisa menggunakan tiara asli, Kate dan penata rambut Richard Ward tetap bisa melakukan latihan untuk menata rambut upacara pernikahan. Keduanya menggunakan tiara plastik buatan China yang hanya memiliki harga 11 dolar AS atau sekitar Rp 161 ribu.
Dengan tiara plastik ini, Richard bisa memperkirakan seperti apa pondasi rambut yang perlu dibuat untuk menyangga tiara pernikahan Kate. Meski hanya menggunakan tiara plastik dalam latihan, Richard berhasil menata rambut Kate dengan baik di hari pernikahan Kate dan Pangeran William.
Solusi seperti itu dianggap praktis. Meghan dan Pangeran Harry disebut sebetulnya juga bisa menempuh jalan yang sama.