Faktanya, mendapatkan barang yang kita inginkan tidak sesulit dulu kala, bahkan kita bisa mendapatnya tanpa modal sekalipun. Ya, hal ini tidak lepas karena banyaknya tawaran pinjaman yang tersedia di luar sana. Sebut saja Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan kartu kredit yang menyediakan pinjaman dengan plafon bervariasi dan tenor pembayaran yang lumayan lama.
Sayangnya, fasilitas pinjaman ini justru banyak disalahgunakan orang. Bahkan tidak sedikit yang menjadikannya sebagai ladang untuk menumpuk utang. Jadi saat tanggal pembayaran tiba, orang tersebut malah tidak bisa membayar sehingga utangnya semakin menumpuk.
Pertanyaannya, bagaimana agar kita tahu kalau utang sudah terlalu banyak? Biasanya akan ada tanda-tanda, seperti yang akan dijelaskan pada tiga poin berikut. Yuk, dicek!
1. Adanya hambatan saat memenuhi kebutuhan pokok
Jika utang sudah terlalu banyak, maka tingkat kemampuanmu untuk memenuhi kebutuhan pokok otomatis berkurang. Menu makanan yang tadinya enak dan sehat, tiba-tiba berubah menjadi menu cepat saji yang harganya murah. Sebab, gaji yang tadinya dialokasikan untuk kebutuhan pokok, berangsur-angsur beralih fungsi untuk membayar utang.
Agar pengorbananmu tidak sia-sia, sebaiknya lanjutkan cara ini dengan serius. Disiplinkan dirimu untuk membayar utang, sehingga utang cepat lunas. Kamu juga bisa kembali memenuhi kebutuhan pokok seperti sedia kala tanpa ada satu pun yang terlewatkan.
2. Merasa kalau gaji tidak cukup
Berapa pun besarnya gaji, tapi kalau utang sudah terlanjur menumpuk, maka kamu akan kesulitan membayar cicilan per bulan. Meski kamu sudah memotong beberapa pos pengeluaran bahkan membuat daftar pengeluaran yang baru, tapi gaji tetap kurang karena porsi utang sudah tidak sebanding lagi dengan gaji.
Perlu kamu ketahui, persentase maksimal untuk utang adalah 40 persen dari gaji. Lebih dari itu, percayalah kalau kamu akan kesulitan untuk membayar utang. Cobalah cicil dari yang nominalnya terbesar, lalu lanjut ke nominal terkecil dan lakukan secara disiplin sampai utang benar-benar lunas.
3. Kesulitan membayar utang
Jika utangmu sudah terlampau banyak, maka kamu sendiri akan kesulitan untuk membayarnya. Sekalipun uangmu ada, tapi kamu akan bingung harus menomorsatukan pembayaran yang mana. Seandainya salah pilih, yang ada utang malah bertambah akibat suku bunga yang terlalu tinggi.
Tidak hanya itu saja, kamu sendiri akan sering melakukan pembayaran minimum agar cicilan utang bisa dilunasi satu per satu. Padahal cara ini justru berpotensi memperbanyak utang, bukannya mengurangi karena utang yang berhasil dibayar hanya 10 persen dari total tagihannya per bulan.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Untuk Meminjam Uang? Ini Jawabannya!
Berapa Persentase Utang yang Wajar?
Seperti yang sudah disinggung pada poin nomor dua di atas, porsi utang yang wajar adalah 40 persen dari gaji yang diterima setiap bulan. Lebih dari persentase ini, kamu akan kesulitan untuk membayar utang. Sebab, masih ada pos-pos kebutuhan lain yang sejatinya butuh biaya.
Belum lagi kamu harus memikirkan tabungan, investasi, dan alokasi dana darurat yang tak kalah penting. Ketiganya tidak hanya berguna untuk kebutuhan jangka pendek saja, tapi juga jangka panjang nanti.
Jadi, penting untuk menyeimbangkan setiap pos pengeluaran agar tidak berat sebelah. Dengan demikian, semuanya bisa terpenuhi sebagaimana yang telah kamu rencanakan di awal saat menerima gaji.
Baca Juga: Belum Akhir Bulan Sudah Tongpes? Siasati Gaji dengan 4 Cara Ini
Tips Mengatasi Utang yang Terlalu Banyak
1. Lakukan refinancing
Refinancing yang dimaksud di sini adalah penataan kembali kondisi keuangan, baik pendapatan maupun pengeluaran setiap bulan. Dalam hal ini, akan terjadi beberapa perubahan, baik pengurangan maupun penambahan untuk setiap pos pengeluaran. Sehingga poin-poin yang terdaftar setelah refinancing berbeda dari bulan-bulan sebelumnya.
Sementara untuk pembayaran, sebaiknya gunakan satu pintu saja, yaitu melalui satu bank. Pembayaran satu pintu akan memudahkan pembayaran, sehingga tidak ada satu pun yang terlewat. Dengan begini, utang perlahan-lahan akan lunas dan kamu bisa bernapas lega setelahnya.
2. Alokasikan dana sesuai kebutuhan saja
Sekarang, tidak ada lagi yang namanya foya-foya atau nongkrong sana sini karena anggaran yang dialokasikan hanya untuk memenuhi kebutuhan saja. Sementara keinginan akan dikesampingkan untuk sementara waktu agar uang hasil penghematannya bisa dialihkan untuk membayar utang.
Kondisi ini memang akan membuatmu tidak nyaman, tapi hanya untuk sementara saja. Bila semua utang sudah lunas, hidupmu akan kembali normal seperti sedia kala. Hanya saja, jangan ulang kesalahan finansial yang sama agar kamu tidak terjebak pada keadaan yang sama lagi di masa mendatang.
3. Hindari utang yang baru
Selama upaya melunasi utang berjalan, sebaiknya hindari menggali lubang yang baru. Artinya, jangan membuat utang baru di tempat baru karena ini akan menjerumuskan finansial ke kondisi yang dulu. Bisa dikatakan upayamu untuk refinancing dan memangkas pengeluaran selama ini akan sia-sia.
Kelola uang yang ada sebaik mungkin agar jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Pangkaslah pengeluaran apa yang masih bisa dipangkas, sehingga kamu tak perlu membuat utang yang baru. Percayalah, dengan cara ini, utang pasti akan lunas.
Bebaskan Dirimu dari Jeratan Utang
Lakukan pengelolaan keuangan sebaik mungkin yang kamu bisa agar kamu bisa segera keluar dari jeratan utang. Buatlah komitmen, lalu patuhi komitmen itu agar kamu bisa segera melihat upaya yang dilakukan selama ini. Bila utang lunas, hati dan jiwamu pun akan ikut bersorak.
Baca Juga: Perbedaan Utang Produktif Vs Utang Konsumtif, Kamu yang Mana?