Selasa 18 Aug 2020 00:35 WIB

Produsen Fesyen Denim Manfaatkan Digital Marketing

Pandemi membuat perilaku belanja konsumen sudah bergeser dari offline ke online.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Salah satu produk denim Zaemerci.
Foto: Istimewa
Salah satu produk denim Zaemerci.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Selama pandemi, orientasi belanja konsumen fesyen turut mengalami perubahan drastis. Sebelumnya, toko fesyen offline jadi tujuan orang berbelanja. Namun, saat ini banyak konsumen yang lebih memilih belanja via online untuk memenuhi kebutuhan pakaian. 

Menurut pemilik produk denim Zaemerci, M Abdau Zaki Priyambodo, pandemi ini membuat perilaku belanja konsumen sudah bergeser dari offline ke online. Hal ini menunjukan bahwa menyediakan akses online menjadi kewajiban bagi pelaku usaha, khususnya pelaku usaha yang bergerak dalam industri fashion. 

"Selain itu, banyak biaya yang bisa ditekan dengan memanfaatkan teknologi," ujar M Abdau Zaki Priyambodo yang akrab disapa Zaki, kepada wartawan, Ahad (16/8).

Zaki menjelaskan, biasanya pengusaha harus memilih tempat strategis untuk membuka outlet. Namun, dengan bisnis online aat ini bisa dimana saja untuk penyimpanan barang," kata dia.

Selain menyediakan pembelian online, kata dia, bisnis model fasyen juga perlu memanfaatkan dan memaksimalkan digital merketing, untuk memaksimalkan penjualan. Yaitu bisa melalui media sosial ataupun marketplace. 

Menurutnya, potensi pasar fasyen masih sangat terbuka lebar di Indonesia. Potensi pasar di luar Bandung pun sangat besar. Apalagi, daerah diluar Jawa seperti Sulawesi, Kalimantan, bahkan Bali. Di Denpasar misalnya, permintaan produk fasyen pun tinggi. Tebukti dengan adanya data penjualan yang menunjukan permintaan di daerah tersebut cukup banyak.

Zaki mengatakan, di tengah pandemi, Zaemerci terus eksis melakukan produksi. Brandnya, hadir di industri denim lokal dengan memberikan pesona baru. Kearifan lokal jadi personifikasi merek ini jadi pembeda dengan brand denim lainnya. Menggunakan formula khusus, produk-produk dari Zaemerci sangat kuat akan nuansa nusantaranya.

Motif yang diangkat pun beragam, dari mulai parang hingga corak dayak. Ada pula motif yang terinspirasi dari bangunan cagar budaya di Jawa Barat, Gedung Sate atau Jembatan Pasupati Bandung.

“Produksinya itu terbilang sangat ribet, karena perlu dikukus lalu kainnya juga masuk kertas dan digulung-gulung. Total ada 7 hingga 8 tahapan yang perlu dilewati dan rata-rata tempatnya itu saling berjauhan,” kata Zaki.

Hingga kini, Zaemerci memiliki tiga varian produk, di antaranya kemeja, jaket serta kimono. Meski demikian, dalam beberapa waktu ke depan, Zaemerci tengah mempersiapkan untuk meluncurkan produk celana denim dan pakaian wanita.

Zaki mengatakan, ada beberapa konsumen yang meminta Zaemerci untuk meluncurkan produk celana. Jadi, ia akan mengakomodir permintaan pasar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement