REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat menyiapkan Pangandaran sebagai salah satu penyokong ekonomi di sektor wisata pascapandemi Covid-19. Kepala Disparbud Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah sekaligus pengusaha di sektor pariwisata untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan di Pangandaran.
“Saya selalu ingatkan bahwa sebelum ada vaksin Covid-19, protokol kesehatan dan peraturan ketat yang sudah disepakati harus terus dilakukan dengan serius,” ujar Dedi saat dihubungi, Senin (10/8).
Dalam catatannya, kata dia, Pangandaran memiliki ragam keindahan daya tarik wisata, tercatat sebanyak 232 jenis daya tarik wisata, 156 wisata alam, 54 wisata budaya dan 22 wisata buatan. Ditambah dengan keunikan cagar budaya yang ada di Pangandaran sebanyak 110 cagar budaya.
Berdasarkan data sepanjang tahun 2019, kata dia, Pangandaran menjadi salah satu tempat unggulan dengan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12.233 orang. Sementara wisatawan domestik berada di angka 3.215063 orang. Tahun ini, menurut Dedi, angka kunjungan dari Januari hingga Maret 2020, wisatawan domestik yang datang ke Kabupaten Pangandaran sebanyak 927.879 orang, wisatawan mancanegara 487 orang.
“Pandemi Covid-19 yang terjadi memang berdampak signifikan. Tapi, setelah ada vaksin dan pandemi usai, kami yakin semuanya akan membaik. Makanya, kita harus jaga dengan baik, sebelum ada vaksin, penerapan protkol kesehatan harus dilakukan dengan ketat,” paparnya.
Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, meyakini bahwa kunci keberhasilan pariwisata adalah dengan rutin menata dan merawat destinasi wisata. Pangandaran tahun ini akan mulai menyambungkan Pantai Barat dan Pantai Batu Hiu melalui jalur pantai dengan waktu tempuh diperkirakan hanya 10 hingga 15 menit.
"Skywalk di Pantai Pangandaran akan segera ditata dengan baik," kata Jeje.