Kamis 06 Aug 2020 05:10 WIB

Didukung Pertamina, Bawadi Coffee Bantu UMKM di Aceh

Dengan dukungan Pertamina, Bawadi Coffee makin berkembang dan mampu bantu UMKM lain.

Bawadi Coffee
Foto: Thoudy Badai
Bawadi Coffee

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kopi asal Gayo, Aceh, telah menjadi primadona bukan cuma di Indonesia namun juga di dunia. Namun, bagi pelaku usaha lokal, bukan perkara mudah untuk meraup keuntungan dari menjual kopi Gayo. Hal itu yang dirasakan oleh Tengku Dhahrul Bawadi, pemilik dari Bawadi Coffee.

Saat bertemu dengan tim Ekspedisi Republikopi, Bawadi bercerita bagaimana awalnya masuk ke industri kopi. Bawadi yang sebelumnya tidak mempunyai backgroud di dunia perkopian, memberanikan diri masuk meski bukan dari tahap paling hulu. "Tahun 2014, saya memberanikan diri masuk (industri kopi) di tahap roasting dan packaging kopi," ucapnya, Rabu (5/8).

Baca Juga

Bawadi mengaku, saat itu dirinya belajar secara otodidak mengenai proses sangrai kopi. Ia pun memulai dengan roasting secara tradisional, dengan memilih biji kopi berkualitas dari wilayah Bener Meriah dan Takengon, yang dikenal sebagai wilayah penghasil Kopi Gayo terbaik. Namun, Bawadi menemukan fakta jika persaingan bisnis penjualan kopi, khususnya di tingkat lokal sangatlah sulit. Bawadi mengakui, perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk bisa mengembangkan usahanya.

"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih dengan Pertamina, yang sangat mendukung perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya Kopi Bawadi. Saya melihat respons dan dukungan dari Pertamina sangat membangkitkan nilai tambah produk kopi kami," ujarnya.

Bawadi melanjutkan, bentuk dukungan yang diberikan Pertamina untuk perkembangan usaha kopinya adalah dengan memberikan dukungan modal kerja, sehingga bisa melengkapi alat-alat produksi yang dibutuhkan. Hal ini membuat Bawadi Coffee semakin percaya diri dan mampu menembus pasar Internasional. 

"Kemudian seperti kemarin, kami diajak ke event di China, dan dari sana bisa mendapatkan buyers, sehingga Pertamina juga fokus memasarkan produk-produk Bawadi Coffee," katanya.

Ia mengatakan, sejak tahun 2019, Bawadi Coffee sudah menjadi mitra binaan dari Pertamina. Bawadi menilai, dukungan dari Pertamina, bisa membuat cita-citanya untuk meningkatkan kesejahteraan petani-petani kopi Aceh semakin terwujud. Bukan itu saja, Bawadi Coffee kini bisa semakin mendukung perkembangan UMKM khas dari Aceh.

"Alhamdulillah, Bawadi Coffee lebih berkembang, kita bisa rekrut tenaga kerja di sekitar Bawadi Coffee. Kita juga bisa memberikan dukungan bagi kawan-kawan UMKM lainnya," ucapnya.

photo
Asia Mart Center - (Thoudy Badai)

Terkait pengembangan UMKM, pria yang pernah bekerja sebagai penjual ponsel itu mengaku sejak lama punya cita-cita bagaimana agar industri kopi tidak hanya mendatangkan kesejahteraan bagi para pelakunya, namun bagi masyarakat yang ada di sekitar. 

Bawadi bercerita sering kali ketika dirinya mempromosikan dan memasarkan kopi Gayo di berbagai negara, ternyata banyak permintaan terhadap produk-produk khas dari Aceh. Berawal dari sana, muncul ide untuk bisa mendirikan wadah yang bisa menampung dan memasarkan produk-produk asal Aceh, bukan hanya sekadar kopi saja.

"Saya berpikir bagaimana agar UMKM di Aceh punya wadah dan komunitas untuk bersatu, dan bisa memasarkan produknya bersama-sama," ucapnya.

Bawadi melanjutkan, kemudian dibentuklah Asosiasi Saudagar Aceh (ASIA), yang sejak tahun 2019 dipimpin oleh dirinya. Kini, ia mengaku sudah ada 480 pelaku UMKM yang bergabung dalam ASIA, dan ada 700 produk UMKM asal Aceh yang sudah dijual di pasar bukan hanya domestik tapi juga luar negeri, melalui Asia Mart Center.

"Dengan dukungan dari Pertamina, kita buka wadah agar bisa mendapatkan manfaat bagi masyarakat luas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement