Rabu 29 Jul 2020 06:45 WIB

Seni Rancang Bangun Hunian di Pemukiman Padat yang Mendunia

The Twins contoh nyata penerapan konsep rumah tumbuh sehat, efisien dan realistis

The Twins, rumah yang memiliki luas lahan 70 meter persegi dan luas bangunan 73 meter persegi. The Twins merupakan contoh nyata dari penerapan konsep rumah sehat, efisien dan realistis karena diposisikan sebagai rumah impian di salah satu kawasan terpadat yakni Cipulir, Jakarta.
Foto: dok Delution
The Twins, rumah yang memiliki luas lahan 70 meter persegi dan luas bangunan 73 meter persegi. The Twins merupakan contoh nyata dari penerapan konsep rumah sehat, efisien dan realistis karena diposisikan sebagai rumah impian di salah satu kawasan terpadat yakni Cipulir, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Membangun hunian dilahan terbatas dan dikawasan padat penduduk merupakan tantangan tersendiri bagi seni arsitektur. Apalagi bangunan yang dibuat harus mengutamakan unsur kesehatan dan efisiensi agar nyaman dihuni. 

Konsep tersebut terwujud pada The Twins, rumah yang memiliki luas lahan 70 meter persegi dan luas bangunan 73 meter persegi. The Twins merupakan contoh nyata dari penerapan konsep rumah sehat, efisien dan realistis karena diposisikan sebagai rumah impian di salah satu kawasan terpadat yakni Cipulir, Jakarta.

"Lokasinya yang berada di gang sempit, yang merupakan area perkampungan kota yang cenderung terabaikan dan tersisihkan dari modernisasi ibu kota," tutur Muhammad Egha, CEO dari Delution, disainer rumah tersebut.  The Twins menerapkan konsep yang realistis untuk membangun sebuah rumah impian berskala kecil-padat di lingkungan ekonomi bawah.

Walaupun memiliki luas tanah yang kecil, rumah ini didesain baik dengan menyeimbangkan elemen fungsi dan estetikanya. Rumah ini didesain dengan memiliki dua massa bangunan yang terpisah untuk menjawab kebutuhan penghuni rumah yang merupakan dua keluarga dari sepasang kakak beradik. Rumah yang selesai dibangun pada tahun 2019 ini merupakan salah satu karya Delution yang menjawab permasalahan luas tanah kecil. Sejak diperkenalkan di sosial media, The Twins mendapatkan perhatian yang tinggi dan menjadi inspirasi warganet. 

Total dana yang dibutuhkan dalam pembangunan ini sebesar 400 juta rupiah, setiap tahapnya memakan biaya antara 50-200 juta rupiah. Rumah ini juga didesain dengan metode konstruksi konvensional yang dapat dibangun secara mandiri dengan material lokal yang sangat mudah ditemukan. "Kami berharap rumah ini dapat menjadi sebuah percontohan yang akan menjadi stimulus bagi kemajuan wajah serta kualitas hidup perkampungan kota yang semula terabaikan," jelas Egha dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

The Twins sendiri terpilih menjadi Salah satu karya terbaik Delution.   The Twins berhasil masuk menjadi finalis lima besar bersama dengan karya arsitek dunia lainnya dalam kategori Architecture + Living Small pada ajang  penghargaan arsitektur internasional, Architizer Awards. Ajang ini   diselenggarakan media arsitektur yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Architizer.  

Karya yang lolos dalam penjurian di Amerika Serikat dan terpilih menjadi lima besar karya terbaik untuk rumah kecil di dunia ini memang dirancang dengan skema rumah tumbuh yang selesai dalam tiga tahapan. Tahapan pembangunan dilakukan menyesuaikan ketersediaan dana dari sang pemilik rumah.

Untuk memenangkan penghargaan dunia ini The Twins membutuhkan dukungan masyarakat dengan voting melalui website hingga 31 Juli 2020. "Melalui akun Instagram, @delution_architectDELUTION yang juga menjelaskan mengenai cara mendukung The Twins," papar Egha.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement