REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik untuk anak. Pemberian ASI tidak hanya berdampak baik untuk anak, tetapi juga ibu dan bahkan lingkungan karena ASI merupakan makanan alami yang diproduksi tanpa polusi, kemasan ataupun limbah.
Menyusui adalah contoh utama dari hubungan mendalam antara kesehatan manusia dan ekosistem alam karena ASI merupakan makanan alami yang diproduksi tanpa polusi, kemasan ataupun limbah.
Jelang bulan Agustus di mana akan ada perayaan Pekan Menyusui Dunia (World Breastfeeding Week), Mothercare ingin mengingatkan kembali pentingnya memberikan ASI untuk tumbuh kembang anak.
Vasudev Kataria, Senior Vice President Mothercare Indonesia mengatakan Mothercare selalu mendukung pilihan Ibu dalam mengasuh anak, salah satunya dengan memberikan informasi dan juga menyediakan keperluan terkait pemberian ASI pada anak. ASI merupakan makanan pertama terbaik untuk anak dan momen menyusui akan menjadi momen menggembirakan tak terlupakan baik untuk Ibu dan anak.
"Berbagai manfaat dan keuntungan yang didapat melalui momen menyusui ini, tidak hanya menjalin kedekatan antara anak dan ibu tetapi juga berdampak positif untuk lingkungan," kata Vasudev.
Dari berbagai manfaat pemberian ASI, Mothercare merangkum lima manfaatnya untuk anak, Ibu dan lingkungan, sebagai berikut.
Kandungan zat gizi pada ASI meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kesemua zat gizi ini membantu perkembangan sensorik dan kognitif pada otak anak dan juga memengaruhi perkembangan kemampuan intelektual anak serta perkembangan emosi yang lebih matang kelak ketika anak sudah lebih besar
ASI cenderung lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan anak. Selain itu ASI mengandung IgA sekresi atau antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan mukosa di saluran cerna untuk melindung anak terhadap infeksi sehingga membantu menguatkan sistem daya tubuh anak dari serangan penyakit .
Dengan memberikan ASI kepada anak dapat menurunkan resiko Ibu terserang penyakit tertentu seperti radang sendi sebesar 20 persen selama menyusui minimal 12 bulan, diabetes tipe 2 sebesar 4 – 12 persen, hipertensi sebesar 11 persen, jantung sebesar 19 persen dan kanker payudara dan ovarium sebesar 28 persen.
Hormon oksitosin yang dilepas selama proses menyusui membuat rahim berkontraksi lebih baik dan memudahkan mengembalikan rahim ke ukuran normal.