REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dr Dewi Nur Aisyah mengingatkan, masyarakat tak boleh lengah dalam menjaga kesehatannya. Ia menyerukan agar perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tetap dipraktikkan saat dan setelah pandemi Covid-19 berakhir.
"Kalau misalnya suatu waktu pandemi sudah berakhir dan tidak ada lagi Covid-19, obat atau vaksin sudah ditemukan, maka kita harus tetap menerapkan PHBS," katanya melalui konferensi video dengan tema "Anak Indonesia Mengambil Alih Satuan Tugas Covid-19" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
PHBS tersebut merujuk pada hal-hal yang dapat mengurangi risiko tertular virus maupun kuman yang dapat menyebabkan penyakit tertentu. Misalnya, rajin mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir terutama sebelum dan sesudah makan.
Di samping itu, menurut Dewi, masyarakat masih tetap perlu menerapkan etika atau tata cara ketika batuk dan bersin supaya tidak sembarangan serta menggunakan siku tangan sebagai penahan percikan air liur atau droplet.
Dewi mengatakan, apabila pandemi telah berakhir, maka anak-anak yang ingin ke sekolah tidak perlu lagi menggunakan masker. Akan tetapi, mereka tetap harus menerapkan PHBS.
"Penggunaan masker itu penting, terutama saat pandemi ini. Tapi kalau pandemi sudah berakhir maka tidak perlu lagi pakai masker ke sekolah," kata Dewi.
Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah untuk Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, selain PHBS, berjemur di bawah sinar matahari penting dilakukan. Sebab, berjemur dapat meningkatkan imunitas tubuh, terutama saat masa pandemi.
"Kalau berjemur kita bisa tambah sehat, tapi virusnya tidak bisa mati langsung," katanya.
Menurut Wiku, berjemur adalah salah satu cara agar imunitas tubuh seseorang naik. Dengan berjemur, potensi sembuh bagi penderita atau yang dicurigai Covid-19 pun lebih tinggi.