Rabu 22 Jul 2020 06:29 WIB

Turunkan Kolesterol Tinggi dan Hipertensi dengan Ultrasound

Studi ungkap paparan gelombang tinggi jadi cara baru turunkan kolesterol.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Studi ungkap paparan gelombang tinggi jadi cara baru turunkan kolesterol (Foto: ilustrasi kolesterol)
Foto: Google
Studi ungkap paparan gelombang tinggi jadi cara baru turunkan kolesterol (Foto: ilustrasi kolesterol)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang suara dan kadar kolesterol mungkin tampak sebagai dua hal yang tak saling berkaitan di mata orang awam. Akan tetapi, studi terbaru mengungkapkan bahwa paparan gelombang suara berpotensi menjadi cara baru untuk menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.

Selama ini, telah diketahui bahwa lemak perirenal merupakan pemain kunci dalam risiko penyakit kardiovaskular. Lemak perirenal berkaitan dengan kadar kolesterol dan tekanan darah yang tinggi. Menghancurkan banyak lemak perirenal secara signifikan dapat menurunkan kadar kolesterol menurut studi terhadap hewan.

Baca Juga

Lemak perirenal merupakan lemak yang bisa ditemukan di sekitar organ ginjal dan merupakan salah satu bentuk lemak visceral. Terkadang lemak visceral juga disebut sebagai lemak aktif. Alasannya, lemak ini memiliki peran penting dalam mempengaruhi bagaimana hormon bekerja.

Berdasarkan hal ini, tim peneliti dari Nanjing Medical University melakukan studi untuk mengetahui apakah penghancuran lemak perirenal juga bermanfat bagi manusia. Dalam studi ini, tim peneliti melakukan penghancuran lemak perirenal dengan menggunakan ultrasound.

Dengan menggunakan sebuah alat yang digenggam, tim peneliti menembakkan ultrasound berintensitas dan berfokus tinggi pada jaringan lemak di sekitar ginjal. Prosedur ini hanya berlangsung selama beberapa menit saja.

Ada total 84 pasien dengan riwayat tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi yang berpartisipasi dalam studi ini. Seluruh pertisipan memiliki deposit lemak perirenal yang signifikan. Sebagian partisipan mendapatkan terapi dengan ultrasound dan sebagian lainnya mendapatkan placebo sebagai kelompok pembanding.

Para dokter juga mengecek kadar kolesterol dan tekanan darah pasien sebelum menjalani terapi dengan ultrasound atau placebo. Selang tiga bulan, para dokter kembali melakukan pengecekan yang sama.

"Saya menantikan hasil dari percobaan ini," ungkap konsultan ahli jantung dari Hammersmith Hospital di London Dr Punit Ramrakha, seperti dilansir Mail Online, Rabu (22/7).

Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggii merupakan dua faktor risiko utama dari penyakit jantung. Keduanya merupakan masalah kesehatan yang cukup umum ditemukan, bahkan di negara-negara maju. Di Inggris misalnya, sekitar 60 persen penduduknya memiliki kadar kolesterol tinggi dan lebih dari 1:4 penduduk memiliki tekanan darah tinggi.

Saat ini, terapi untuk tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi melibatkan modifikasi dalam gaya hidup, seperti menghindari rokok, menerapkan pola makan sehat dan melakukan olahraga secara rutin. Selain itu, terapi obat-obatan juga diberikan kepada pasien yang membutuhkan sesuai anjuran dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement