Selasa 21 Jul 2020 02:25 WIB

Pakai Masker, Cara Mengenakannya Jangan Sampai Salah

Ketahui cara memasang masker sesuai anjuran WHO.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Cara memakai masker harus tepat agar perlindungan yang diberikannya terhadap paparan virus covid-19 efektif.
Foto: www.freepik.com
Covid-19 (ilustrasi). Cara memakai masker harus tepat agar perlindungan yang diberikannya terhadap paparan virus covid-19 efektif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walaupun sudah memakai masker, risiko untuk terpapar virus corona masih ada. Jadi, sebaiknya sesuaikan jenis masker yang dikenakan dengan aktivitas yang dilakukan.

Ada kalanya, masker bedah lebih direkomendasikan daripada masker kain buatan sendiri. Memasuki supermarket selama 10 menit, misalnya, punya risiko lebih kecil daripada duduk di restoran ramai selama berjam-jam.

Baca Juga

Mengingat tidak ada masker yang 100 persen efektif, sangat penting bagi kita untuk mengurangi risiko lebih jauh dengan membatasi paparan terhadap aerosol di dalam ruangan yang berventilasi buruk. Itu berarti Anda perlu membatasi di pusat perbelanjaan dan tak keluar rumah jika tidak penting.

Amanda Wilson, kandidat doktor ilmu kesehatan lingkungan di Departemen Komunitas, Lingkungan dan Kebijakan di Mel dan Enid Zuckerman College of Public Health menyatakan bahwa lama paparan adalah faktor penting yang dapat meningkatkan risiko orang untuk terkena Covid-19. Ia mengungkap hal itu lewat studi yang dimuat dalam Journal of Hospital Infection.

Durasi paparan selama 20 detik dan 30 menit di lingkungan yang sangat terkontaminasi diukur dalam studi tersebut. Wilson juga menyatakan bahwa ukuran percikan (droplets) virus dari bersin, batuk, napas berat atau berbicara sangat penting.

Percikan yang lebih besar dan lebih berat, lebih kecil kemungkinannya bertahan di udara daripada yang lebih kecil. Inilah mengapa jarak minimal dua meter juga direkomendasikan untuk membantu mengurangi risiko Anda.

Menurut Wilson, ukuran aerosol juga dapat dipengaruhi oleh kelembapan. Jika udaranya lebih kering, aerosol menjadi lebih kecil dan lebih cepat menyebar. Jika kelembapan lebih tinggi, maka aerosol akan tetap lebih besar untuk periode waktu yang lebih lama, keluar lebih cepat.

"Itu mungkin terdengar bagus pada awalnya, tetapi ketika aerosol itu jatuh ke permukaan, objek tersebut menjadi rute paparan potensial lainnya," kata Wilson.

Meskipun pihak berwenang masih belum sepakat dalam penggunaan masker, pada awal wabah beberapa ahli mengatakan bahwa masker hanya perlu dipakai oleh mereka yang sakit. Seiring perkembangan penelitian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa regulator lainnya memperbarui pedomannya.

Mereka menyarankan sebagai berikut:

- Pilih masker yang menutupi hidung dan dagu Anda.

- Masker harus pas, tetapi nyaman untuk menghindari Anda menarik-nariknya dari wajah Anda.

- Pastikan bahwa masker Anda terdiri dari setidaknya dua lapisan.

- Cuci masker setelah digunakan dan pastikan Anda memiliki setidaknya dua helai masker sebagai pengganti.

Wilson juga mengatakan bahwa masker harus dipasang dengan benar dan dijepit tepat di atas hidung. Ia menyerukan agar orang tidak memakai masker di bawah hidung.

Penggunaan masker yang tepat sangat penting. Kita berfokus pada masker yang melindungi pemakainya, tetapi paling penting untuk melindungi orang lain di sekitar Anda jika Anda terinfeksi. Jika Anda mengurangi virus ke udara, Anda menciptakan lingkungan yang kurang terkontaminasi di sekitar Anda.

"Seperti yang diperlihatkan model kami, jumlah virus menular yang Anda hadapi memiliki dampak besar pada risiko infeksi Anda dan potensi masker orang lain untuk melindungi mereka juga," kata Wilson, seperti dikutip laman Health 24.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement