REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah figur publik, seperti Rihanna, Jay-Z, dan Charlize Theron meminta Departemen Kehakiman AS (DOJ) menyelidiki kematian Danroy “DJ” Henry Jr. pada 2010 lalu. Mendiang adalah pemain sepak bola berkulit hitam berusia 20 tahun yang ditembak polisi kulit putih di New York.
Para selebritas itu mengirim surat ke Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) William Barr yang menyatakan seorang warga yang kehilangan nyawanya tanpa alasan baik, bahkan tidak ada penjelasan sama sekali. Dalam surat itu, mereka menyatakan kasus itu menjadi “luka yang tidak sembuh” untuk keluarga Henry dan masyarakat New York.
Mereka juga menganggap fakta-fakta dari kasus itu berbau konflik kepentingan lokal, bias rasial, bahkan kesaksian palsu.
“DOJ harus jujur menentukan apakah suatu pola dan/atau praktik diskriminasi berperan dalam kasus DJ Henry, jika terjadi, maka berikan keadilan untuk nama dan reputasi pemuda itu sembari memberikan harapan pada pemuda kulit hitam lainnya yang putus asa untuk perubahan,” tulis mereka dilansir di Fox News, Sabtu (18/7).
Tak hanya Rihanna, Jay-Z, dan Theron, selebrits lainnya juga menandatangani tuntutan itu, seperti Pharrell Williams, Taraji P Henson, Odell Beckham Jr, Michael K Williams, Kerry Washington, Marry J Blige, dan Gabrielle Union. Pada 2015, jaksa federal di Distrik Selatan New York mengumumkan mereka tidak akan membawa tuntutan hak-hak sipil dengan mengatakan bahwa peninjauan bukti secara menyeluruh tidak menunjukkan bahwa petugas Pleasantville, Aaron Hess memiliki niat khusus dan sengaja melanggar hukum. Hess bebas dari segala tuntutan.
Pada Oktober 2010, Hess menembak Henry setelah korban melewati tempat parkir dan menjauh dari keramaian bar di Mount Pleasant, di pinggiran kota New York City. Hess berdalih Henry mencoba menabraknya, kemudian dia menembak kaca depan untuk menghentikan pengemudi.
Sementara keluarga Henry mengatakan, Hess melompat ke depan mobil, naik ke kap, dan menembak mendiang tanpa alasan jelas. Namun, perwira lain, Ronald Beckley menembak ke arah Hess karena yakin dia adalah agresor.
Pada 2016, keluarga Henry mendapat ganti rugi 6 juta dolar AS. Ayah Henry mengatakan informasi baru yang ditemukan sejak kasus ditutup akan menjamin pemeriksaan ulang atas kematian putranya.
“Sebagai manusia, kita semua menginginkan standar keadilan yang adil dan benar,” kata Danroy Henry Sr.
Hanya saja, dia mengatakan hal itu tidak terjadi pada kasus pembunuhan putranya. Dia merasa berhak mendapat ulasan jujur dan transparan tentang fakta kematian putranya.