Rabu 15 Jul 2020 13:43 WIB

Cara Tegur Orang tak Pakai Masker tanpa Bikin Tersinggung

Menggertak atau membuat orang tak pakai masker merasa bersalah bukan jurus manjur.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Warga tidak menggunakan masker secara benar saat berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Inspeksi BKT, Jakarta, Ahad (12/7/2020).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Warga tidak menggunakan masker secara benar saat berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Inspeksi BKT, Jakarta, Ahad (12/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memakai masker sudah menjadi keharusan di masa pandemi Covid-1. Namun, ada saja orang yang tidak patuh terhadap anjuran pencegahan penyebaran dan penularan virus SARS-CoV-2.

Bagi yang taat aturan boleh jadi kesal melihat hal tersebut. Dikutip laman Men's Health, Rabu (15/7), ada cara bijak yang tidak akan membuat orang tersinggung saat diingatkan.

Baca Juga

Daryl Appleton, seorang psikoterapis yang berbasis di New York, Amerika Serikat mengatakan, cara menggertak, mengancam, atau membuat seseorang merasa bersalah justru tidak akan efektif. Itu merupakan pilihan paling buruk.

"Itu adalah mekanisme pertahanan primitif yang akan berakhir dengan agresi," kata Appleton yang juga konsultan eksekutif Perusahaan Fortune 500.

Lebih lanjut, Appleton menjelaskan, memang orang kerap punya alasan tersendiri untuk tidak mengenakan masker. Meskipun tidak perlu menghormati alasan-alasan itu, tetapi orang perlu untuk menghargai satu sama lain.

Appleton mencontohkan, ada orang yang sesekali melakukan kesalahan, bahkan kemudian menjadi candu. Ia menyontohkan, konsumsi makanan manis. Banyak orang tahu bahwa itu kurang baik, tapi tetap saja itu bisa diulang lagi dan lagi.

Memang, mengabaikan masker bisa berarti membuat diri sendiri dan orang lain dalam bahaya. Tetapi, penting untuk mempertahankan perspektif dan empati daripada menunjukkan kemarahan atau emosi.

Alih-alih mempermalukan orang lain, cobalah membuat pembicaraan yang memungkinkan dialog dengan berpusat tentang diri sendiri. Cara yang paling baik ialah dengan mengungkapkan perasaan kita dalam menghadapi ketidakpatuhan mereka.

Walaupun berteriak mengejek mungkin menjadi refleks pertama, namun sebaiknya pilih membuat percakapan dalam nada tegas sambil tetap fokus pada pencarian solusi. Pilihlah kalimat seperti, "aku belum siap untuk rangkulan, tapi aku sangat senang melihatmu" atau "aku akan merasa lebih baik jika kamu memakai masker atau jika kita bisa melanjutkan percakapan ini pada jarak yang lebih jauh".

Kalimat-kalimat seperti itu adalah contoh tegas untuk menyuarakan perasaan terhadap orang lain. Jika mereka tidak mendengarkan, maka tentu saja sulit bagi kita untuk memaksanya.

"Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah memfasilitasi lingkungan yang aman dan terbuka," kata Appleton.

Jika merasa tidak berhasil, pilihan terbaik mungkin adalah beranjak pergi dan menganggapnya sebagai momen pelajaran. Dengan berlatih terus-menerus agar siap kapan pun menghadapi masalah ini juga dapat membantu kita menjadi lebih bijak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement